Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerit Pedagang di Pasar Tanah Abang yang Terdampak PPKM

Kompas.com - 23/08/2021, 13:05 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Sumber Kompas.id

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang di Pasar Tanah Abang berharap pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 yang berakhir pada Senin (23/8/2021) hari ini tak lagi diperpanjang. Pedagang mengkhawatirkan nasib mereka jika aktivitas perdagangan terus dibatasi.

Saat ini, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang memang sudah diperbolehkan. Namun, ada syarat ketat yang diberlakukan. Salah satunya, pengunjung Pasar Tanah Abang harus sudah divaksinasi Covid-19 minimal dosis pertama yang dibuktikan dengan menunjukkan sertifikat di aplikasi PeduliLindungi.

Syarat ini diduga pedagang membuat aktivitas ekonomi dan bisnis di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, masih sepi.

"Kami juga perlu banyak pengunjung lagi datang ke sini, tapi orang kalau ke sini harus punya HP supaya bisa masuk nunjukin bukti vaksin. Aturan kayak gitu bisa bikin orang malas ke sini juga," ujar Lena (50), salah satu pedagang di Blok F Pasar Tanah Abang, seperti dilansir Kompas.id, Senin.

Baca juga: Jakarta Terapkan PPKM Level 4 Meski Berstatus Zona Hijau Covid-19, Ini Penjelasan Anies

Sudah dua bulan terakhir, Lena tidak membuka lapak kecilnya.

Padahal, ia perlu membantu menafkahi keluarganya dengan dua anak remaja dan sang suami. Warga Tanah Abang itu kini belum memiliki modal untuk kembali berjualan pakaian dalam wanita.

"Sebelum PPKM, cuma habis lima potong, harganya Rp 15.000 kali 5, dapat berapa, sudah habis," katanya.

Sejauh ini, keluarganya beruntung karena mendapat bantuan sosial tunai Rp 600.000 dan kebutuhan pokok untuk menyambung hidup. Di sisi lain, ia juga mengharapkan bantuan modal usaha agar bisa kembali beraktivitas.

"Kalau untuk usaha sih enggak gede, ada Rp 500.000, ayo, ada Rp 1 juta, ayo, tapi, ya, pusing cari modal," ujar perempuan yang mengaku sudah berdagang di Tanah Abang sejak 1998.

Baca juga: Kasus Covid-19 Jabodetabek Melandai, Epidemiolog: Belum Saatnya PPKM Dilonggarkan

Suasana Pasar Tanah Abang, Minggu (22/8.2021) siang, seperti di Jatibaru dan Blok F, memang terbilang lengang. Jalan di antara lapak-lapak pedagang dan pertokoan tidak terlihat pengunjung yang saling berdesakan.

Adel dan Tomi, pasangan suami istri yang memiliki lapak di Blok F2, baru berhasil menjual satu potong celana sampai jelang pukul 16.00 WIB.

Selama mereka kembali membuka lapak penjualan celana dua minggu terakhir, penjualan harian rata-rata hanya hitungan jari satu tangan.

"Sepi. Kalau normal banyak orang daerah beli di sini. Sebelum ada PPKM juga masih ramai. Sekarang, orang luar Jakarta takut datang dan belanja ke sini," ujar Adel yang bersama suami meneruskan usaha ayahnya lima tahun terakhir.

Baca juga: Warga Jakarta Ingin Dapat Vaksin Pfizer? Simak Lokasi dan Syaratnya

Adel pun khawatir jika PPKM level 4 akan diperpanjang kembali. Pasalnya, meski pusat perbelanjaan sudah bisa kembali dikunjungi publik, persyaratan menunjukkan kartu vaksinasi Covid-19 dan surat dinas atau surat tanda registrasi pekerja (STRP) bagi pengguna transportasi umum membuat kunjungan pasar jauh lebih sepi.

Sementara itu, ia harus tetap membayar utuh biaya sewa lapak yang berada di luar gedung Blok F tersebut. Biaya sewa lapak sekitar 2,5 meter kali 1,5 meter itu sebesar Rp 30 juta setahun. Ia dan suami juga tidak mendapat bantuan kebutuhan pokok atau tunai dari pemerintah.

"Kami masih bisa mengandalkan tabungan usaha, tapi ini juga sudah semakin menipis untuk modal," ucapnya.

Usaha sampingan atau jalur penjualan lain melalui toko daring pun sulit mereka jalani. Seminggu lalu, satu pihak bank menawari mereka bantuan usaha, tetapi ada kendala yang membuat kesempatan itu tidak bisa mereka dapatkan. (KOMPAS/ERIKA KURNIA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com