Ia mengatakan, balap liar di Jalan Tentara Pelajar menyebabkan suara bising pada dini hari.
Suara bising berasal dari suara knalpot motor dan para penonton balap liar di Jalan Tentara Pelajar Raya.
“Mengganggu sekali. Bising suaranya, jadi ganggu orang tidur. Ya berisik suara teriak-teriak orangnya. Itu yang nongkrong itu anak-anak tanggung semua,” kata Saadi.
Baca juga: Bubarkan Balap Liar Motor di Tentara Pelajar, Warga Sekitar Malah Diancam
Warga yang membubarkan aksi balap liar motor tak jarang mendapatkan ancaman. Selain itu, vandalisme dan perusakan berupa pelemparan batu ke rumah warga.
“Sempet diancam orang-orang yang tinggal di sekitar Jalan Tentara Pelajar. Pernah ditimpukin batu,” ujar Saadi.
Saadi mengatakan, vandalisme menambah daftar bentuk intimidasi lantaran pelaku dan penonton balap liar tidak senang dibubarkan.
“Saya sudah berapa kali bubarin pas malem bareng warga dan polisi karena sudah mengganggu. Sudah diusir masih balik lagi mereka. Kan ngga mungkin sampai subuh kita jagain,” ujar Saadi.
Menurut Saadi, pelaku dan penonton balap liar di Jalan Tentara Pelajar Raya tak jera dibubarkan polisi.
Polisi, lanjut Saadi, bahkan sudah menembakkan tembakan peringatan untuk membubarkan balap liar motor tetapi mereka tetap kembali.
“Mereka bahkan suka masuk ke gang-gang di sekitar Tentara Pelajar. Ketika kosong, ada yang intai dari mereka. Mereka balik lagi buat balap liar,” kata Saadi.
Ia menyebutkan, para pelaku dan penonton balap liar bukan berasal dari lingkungan sekitar Jalan Tentara Pelajar Raya.
Saadi mengatakan, mereka banyak datang dari wilayah Tanah Abang, Cengkareng, Depok, dan daerah lainnya.
“Begitu kami pulang ya balik lagi. Kita cape. Kita bubarin juga ngga digubris,” tambah Saadi.
Berharap ada garis kejut
Saadi mengatakan, warga sepakat meminta pemasangan garis kejut sebagai solusi balap liar motor yang sering terjadi di lingkungannya.