Annisa memastikan UNHCR terus berupaya agar bisa mengirimkan para pengungsi yang terdampar di Indonesia ke negara ketiga.
Ali Joya bermimpi untuk tinggal secara permanen di negara ketiga, menghidupi ibunya yang masih berada di Afghanistan, dan berkeluarga.
Namun sayang, mimpi itu tidak sempat terwujud karena pria yang masih berusia dua puluhan tahun itu memilih untuk mengakhiri hidupnya dalam penantian.
Ia telah menunggu penempatan dirinya di negara ketiga selama hampir delapan tahun.
Baca juga: Pengungsi Afghanistan Desak UNHCR Segera Lakukan Pemukiman Kembali untuk Mereka
Sahabat dari Ali, Mujtaba Qalandri, mengenang Ali sebagai pria yang sangat cerdas.
"Ia adalah orang yang sangat cerdas," tutur Mujtaba tentang Ali.
"Ia selalu ingin menetap di luar negeri suatu hari nanti untuk menghidupi ibunya, yang berada di Afghanistan. Dia selalu berkata, 'Aku ingin menentukan masa depanku sendiri - punya istri dan anak'."
Mohammad Yasin Alemi, yang bertindak sebagai perwakilan pengungsi Afghanistan di kota Tangerang mengatakan, Ali adalah salah satu dari setidaknya 13 warga Afghanistan di Indonesia yang bunuh diri dalam tiga tahun terakhir.
Sementara itu, hampir 8.000 pengungsi dan pencari suaka Afghanistan terdaftar di UNHCR Indonesia pada Desember 2020.
Bekerja di Indonesia adalah hal yang terlarang bagi mereka, sehingga sulit mendapat akses kepada layanan kesehatan dan pendidikan.
Baca juga: Pengungsi Afghanistan Demo, UNHCR Siap Fasilitasi Pertemuan Virtual
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Berikut daftar layanan konseling yang bisa Anda kontak maupun untuk mendapatkan informasi seputar pencegahan bunuh diri:
Gerakan "Into The Light"
Save yourself
(Kompas.com, Ihsanuddin/ BBC.com, Kawoon Khamoosh)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.