BOGOR, KOMPAS.com - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Jawa Barat, terus menelusuri temuan bangunan yang diduga terowongan kuno bawah tanah di sekitar kawasan Stasiun Bogor.
Dari hasil penelusuran yang dilakukan oleh petugas, mereka kembali menemukan bangunan diduga bungker di dalam terowongan tersebut.
Kepala Seksi Pemeliharaan Rutin Jalan Dinas PUPR Kota Bogor Dian Setiawan mengatakan, bangunan yang diduga bungker itu memiliki panjang kurang lebih 8,5 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 1,5 meter.
Baca juga: Bangunan Tua Ditemukan di Bawah Tanah Kawasan Stasiun Bogor, Diduga Dibangun Zaman Belanda
Dian menuturkan, pihaknya menerjunkan 16 petugas untuk mengeruk sedimen dan menelusuri terowongan itu.
Namun, dalam prosesnya, sambung Dian, petugas mengalami kendala seperti minimnya oksigen.
"Progresnya kami masih terus masuk ke terowongan dengan mengeruk sampah, mengukur, dan mencari jalan untuk menarik sampah yang menumpuk dari bagian terowongan. Di dalam kondisi oksigen tipis, tim kesulitan bernapas," ucap Dian, Kamis (2/9/2021).
Dian melanjutkan, untuk mengatasi kendala tersebut, Dinas PUPR akan berkomunikasi dengan PT KAI agar dapat membuat bak kontrol saluran udara.
Baca juga: Bantah Polisi, Pengacara Pastikan MS Pernah Laporkan Pelecehan Seksual di KPI, tapi Tak Ditanggapi
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mengajak perwakilan PT KAI ke lokasi temuan terowongan tua untuk melakukan survei.
"Jadi, bak kontrol ini selain untuk saluran udara juga untuk jalur membuang sampah agar lebih cepat," kata Dian.
"Kami juga masih belum tahu terowongan itu berujung ke mana karena ruang gerak petugas terbatas saat melakukan penelusuran," sebutnya.
Sebelumnya, Petugas Dinas PUPR Kota Bogor melaporkan adanya temuan bangunan tua di bawah tanah di sekitar kawasan Stasiun Bogor.
Baca juga: Tersangkut Kasus Narkoba, Komika Coki Pardede Ditangkap bersama Temannya
Bangunan tersebut mirip seperti terowongan kecil atau saluran air, terletak sekitar 2-3 meter di bawah permukaan tanah dan di bawah saluran air yang dibangun Pemkot Bogor pada 1990-an.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, berdasarkan hasil pengecekan Dinas PUPR, diduga bangunan itu dibangun pada zaman Belanda.
Bima mengungkapkan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan apakah bangunan tersebut merupakan saluran air atau memiliki fungsi-fungsi lainnya.
Selain itu, ia menginginkan adanya kajian lebih lanjut atas temuan tersebut dengan menggandeng Universitas Pakuan dan Institut Pertanian Bogor (IPB) University.
“Setelah kami cek di dinas terkait, memang terlihat ada peta saluran bawah tanah yang dibangun pada zaman Belanda," beber Bima, Senin lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.