Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1 Jenazah Korban Kebakaran di Lapas Tangerang Teridentifikasi

Kompas.com - 10/09/2021, 07:41 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran hebat melanda Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Rabu (8/9/2021) dini hari. Sebanyak 44 narapidana tewas dalam kebakaran itu dan puluhan lainnya mengalami luka bakar.

Sehari setelah kejadian, tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri telah menerima 31 sampel DNA dari 35 keluarga korban kebakaran tersebut.

"Ada 35 keluarga telah datang ke pos antemortem memberikan data. Tim sudah memiliki 31 sampel DNA," kata Rusdi saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Kamis kemarin.

Baca juga: Kisah Pilu Orangtua Napi Korban Kebakaran Lapas Tangerang: Baru Semalamnya Video Call

Sampel DNA tersebut digunakan untuk proses identifikasi jenazah para korban. Hingga Kamis, pukul 13.00 WIB, telah teridentifikasi satu jenazah. Korban teridentifikasi itu bernama Rudhi bin Ong Eng Cue.

Kapus Inafis Bareskrim Polri, Brigjen Pol Hudi Suryanto menambahkan, proses identifikasi berdasarkan kesamaan sidik jari dengan data yang ada.

"Kantong jenazah nomor 041- 2001 berhasil diambil sidik jarinya, lalu kami melakukan penesuluran dari data base sidik jari yang kami miliki, termasuk dari Dukcapil," ungkap dia.

Proses identifikasi membuktikan bahwa pemeriksaan dinyatakan identik dengan data korban Rudhi.

"Lalu kami melakukan dan pemeriksaan manual. Menemukan 12 titik kesamaan dari sidik jari jempol kanan dan itu identik," kata dia.

Ia menambahkan, hasil identik juga sesuai dengan kecocokan dari anak, istri, dan orangtua korban.

Rusdi menyebutkan, jenazah korban akan diserahkan ke lapas sebelum ke keluarga. Namun, hingga Kamis malam, Rusdi tidak menyebutkan kapan akan menyerahkan jasad Rudhi.

Periksa 22 saksi

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, sebanyak 22 saksi kebakaran Lapas Kelas I Tangerang telah diperiksa polisi.

"Semua sedang melakukan penyidikan, 22 saksi sudah dilakukan pemeriksaan," ungkap Yusri di tempat yang sama.

Yusri menyebut pemeriksaan terdiri dari tiga kelompok saksi.

"Pemeriksaan dibagi 3 klaster. Pertama, petugas yang bertugas malam itu. Kedua, warga binaan yang selamat. Dan ketiga, pendamping warga binaan yang selamat," ungkap Yusri.

Menurut Yusri, pemeriksaan untuk mengetahui apakah ada kelalaian atau kesengajaan dalam peristiwa itu.

"Arahnya, 187 dan 188 KUHP, juga 359 KUHP tentang kelalaian. Apakah ada kesengajaan atau justru unsur kelalaian," sebut Yusri.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dekat Istana, Lima dari Sebelah RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari Sebelah RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com