Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Buka Posko Trauma Healing untuk Napi Korban Kebakaran Lapas Tangerang, 83 Orang Sudah Ikut

Kompas.com - 16/09/2021, 19:04 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang membuka posko penyembuhan trauma (trauma healing) bagi narapidana (napi) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang.

Diketahui, posko tersebut didirikan untuk para napi yang melihat langsung peristiwa kebakaran yang terjadi di Blok C2 Lapas Kelas I Tangerang pada Rabu pekan lalu.

Posko trauma healing yang disediakan Dinkes bersama RSUD Kota Tangerang dan Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) bakal dibuka hingga Jumat besok, sejak Selasa (14/9/2021).

Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan, RSUD Kota Tangerang Amir Ali berujar, ada 83 napi yang telah mengikuti trauma healing hingga Kamis (16/9/2021) ini.

Baca juga: Dua Napi Korban Kebakaran Lapas Tangerang Masih Dirawat, Begini Kondisinya

"Angka ini masih akan terus bertambah. Jika trauma healing seperti ini tidak dilakukan, tidak menutup kemungkinan (bahwa) para napi dapat mengalami kecemasan yang lebih dalam atau depresi yang mendalam," papar Amir dalam keterangannya, Kamis.

Kata dia, dalam pelaksanaan penyembuhan trauma itu, ada belasan dokter psikiater serta psikolog yang dikerahkan.

Dokter psikiater dan psikolog dikerahkan lantaran banyak napi yang mengalami kecemasan dan kesulitan tidur.

"Belasan dokter psikiater dan psikolog diturunkan melakukan terapi kejiwaan dan terapi pengobatan, sejauh ini belum ada yang naik pada tahap rujukan," ungkap Amir.

Setelah trauma healing itu selesai pada Jumat besok, penyembuhan trauma selanjutnya akan dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM.

Baca juga: Kondisi Tak Kunjung Membaik, 1 Napi Korban Kebakaran Lapas Tangerang Masuk ICU

Meski demikian, pihaknya siap untuk memberikan obat-obatan atau penanganan lanjutan jika diperlukan.

"Kami, Dinkes dan pihak RSUD, bersiap untuk kesiapan obat-obatan dan menerima napi yang sekiranya membutuhkan penanganan rujukan yang lebih mendalam," tuturnya.

Kepala Bidang P2P Dinkes Kota Tangerang Indri Bevy berujar, setelah melakukan trauma healing napi, pihaknya juga akan melakukan penyembuhan trauma petugas lapas.

Dia menambahkan, sejak Jumat pekan lalu, pihaknya telah melakukan pendekatan secara personal terhadap para napi yang melihat peristiwa kebakaran tersebut.

“Sebelum para napi bertemu dokter, Dinkes telah menyebar kuesioner dengan 29 poin pertanyaan," kata Bevy.

"Hasilnya, baru ditentukan mereka membutuhkan penanganan psikiater atau psikolog dengan berbagai status traumanya," sambung dia.

Seperti diketahui, kebakaran Lapas Tangerang terjadi pada Rabu dini hari pekan lalu. Akibat kebakaran itu, 41 napi tewas di tempat dan puluhan warga binaan terluka.

Kemudian, delapan napi meninggal saat dirawat di RSUD Kabupaten Tangerang. Total ada 49 napi yang tewas akibat kebakaran hebat tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com