Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpang Mampang Depok Sering Banjir, Warga Minta agar Segera Ditangani, Jangan Margonda Terus yang Dibenahi

Kompas.com - 23/09/2021, 14:26 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Simpang Mampang di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, lagi-lagi terendam banjir meskipun tidak diguyur hujan pada Kamis (23/9/2021). Kali ini, banjir cukup parah sehingga kendaraan sulit melintas.

Aliran Kali Licin yang terdapat di dekat persimpangan itu disebut mulai meluap sekitar pukul 01.30 WIB tadi hingga siang ini.

Bagi warga setempat maupun orang-orang yang saban hari rutin melintasi kawasan itu, banjir di Simpang Mampang tak mengagetkan. Hal itu merupakan peristiwa yang dianggap lazim sekaligus bikin muak.

Adit, warga Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, yang sehari-hari lewat kawasan itu dari Jalan Raya Sawangan, mengaku jengah.

Baca juga: Simpang Mampang Depok Banjir sejak Dini Hari padahal Tidak Diguyur Hujan

"Genangan ini bukan yang pertama terjadi di Jalan Raya Sawangan, ini sudah jadi wajah baru buat di Jalan Raya Sawangan," kata Adit kepada Kompas.com pada Kamis.

"Upaya-upaya yang dilakukan rasanya enggak berhasil. Dari pemerintah juga upaya penanganan banjir di perempatan itu enggak kelihatan. Ini meresahkan masyarakat dan pengguna jalan karena alirannya sangat deras," tambah dia.

Adit meminta pemerintah agar menaruh perhatian pada banjir di Simpang Mampang. Ia berharap agar hal itu tak terjadi di tahun-tahun mendatang.

Apalagi, saban kena banjir, kawasan ini akan dipenuhi sampah berserakan yang terbawa di aliran Kali Licin. Sampah di Kali Licin banyak tersangkut di jembatan.

"Biasanya kalau banjir itu penanganannya lambat banget. Warga terlihat membersihkan sendiri sampah-sampahnya. Tolong tanggap, Pemerintah Kota Depok. Jangan cuma Margonda saja yang dibagusin. Ini enggak pernah selesai," kata Adit.

Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid Jami Al Istiqomah, Gandi, mengemukakan hal senada. Dia mengatakan sudah menghadapi banjir sejak ia tinggal di kawasan itu tahun 2010.

"Bahkan kalau enggak hujan pun, dia sudah seperti ini, banjir," ujar Gandi ditemui di lokasi pada Kamis siang.

"Kali Licin memang sudah dangkal. Dulu pernah saya normalisasi tahun 2016 sepanjang dari madrasah sampai bendungan sana. Kemudian, selain itu, banyak jembatan yang milik pribadi yang tidak sesuai dengan standar. Itu juga jadi sampah-sampah dapat tersangkut," ujar dia.

Masjid Al Istiqomah amat terganggu dengan banjir yang rutin terjadi itu. Gandi mengatakan, ketika Kali Licin meluap, lumpur merembes lewat lubang pembuangan sehingga mengganggu wudu para jemaat.

"Saya penginnya ada penanganan khusus ya," kata dia.

Petugas gabungan dari unsur pemadam kebakaran dan PUPR Kota Depok mengevakuasi batang pohon besar yang terbawa aliran Kali Licin yang menyebabkan banjir di Simpang Mampang, Pancoran Mas, pada Kamis (23/9/2021).KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Petugas gabungan dari unsur pemadam kebakaran dan PUPR Kota Depok mengevakuasi batang pohon besar yang terbawa aliran Kali Licin yang menyebabkan banjir di Simpang Mampang, Pancoran Mas, pada Kamis (23/9/2021).

"Di musrenbang di tingkat kota cuma dibahas, bahasannya kan ini sudah tiap tahun nih jadi prioritas, tapi sampai sekarang belum ada langkah dari pemda bagaimana solusinya," ujar Gandi.

Wakil Wali Kota Depok Imam Bud Hartono secara khusus menyoroti masalah sampah di Kali Licin yang dianggapnya sebagai biang kerok banjir di Simpang Mampang.

"Sekarang terjadi banjir di Mampang karena ternyata warga masih membuang sampah ke badan air, ke sungai, sehingga menghambat di bawah jembatan," kata Imam saat ditemui Kompas.com di bilangan Kukusan, Kamis pagi.

"Saya berharap masyarakat membantu dalam masalah sampah, jangan dibuang di saluran air," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com