Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Bekasi Mengaku Belum Tuntas Atasi Penyebab Banjir di Kayuringin Jaya

Kompas.com - 07/10/2021, 18:32 WIB
Djati Waluyo,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Bekasi menyatakan belum mampu selesaikan permasalahan banjir di Kelurahan Kayuringin Jaya. Kepala Dinas BMSDA Kota Bekasi, Arief Maulana mengatakan, dari beberapa hal yang direncanakan akan selesai pada 2021 ini, baru beberapa yang terlaksana.

"Dari perencanaan yang akan kami kerjakan itu, yang baru terealisasi itu adalah pembangunan beberapa folder yaitu ada delapan polder di hulu dan polder di tengah belum dilaksanakan," kata Arief di DPRD Kota Bekasi, Kamis (7/10/2021).

Baca juga: Banjir di Kota Bekasi Sudah Surut Total Kamis Pagi

Arief mengemukakan, untuk mengatasi banjir di kawasan tersebut harus dimulai dari area hulu yaitu di kawasan Galaxy sampai ke hilir di Rawa Tembaga. Menurut dia, untuk pengendalian banjir secara makro di kawasan tersebut perlu dibuatkan tandon air di hulu dan hilir.

"Untuk pengendalian banjir di situ perlu dibuatkan tandon air baik itu di hulu, di tengah, kemudian harus dilakukan normalisasi saluran BSK (Bumi Satria Kencana)," ujarnya.

Selain itu, perlu melakukan peninggian tanggul di bantaran sungai yang diukur sesuai dengan tinggi permukaan air laut guna menghindari limpasan air.

"Peninggian tanggul disesuaikan, diukur dari atas permukaan air laut supaya tidak terjadi limpasan dan kemudian diperlukan adanya pemindahan pompa Rawa Tembaga ke area hilir," ujar dia.

Pembangunan sejumlah prasarana yang belum terlaksana itu akan diajukan kembali dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi 2022.

Sebelumnya, forum warga RW Kayuringin Jaya dan RW Bumi Satria Kencana (BSK) Kota Bekasi menolak proyek penyaluran air dari proyek duplikasi crossing Tol Becakayu dan Saluran Tarum Barat ke Kali BSK. Menurut warga, proyek tersebut menyebabkan banjir lebih parah di kawasan permukiman mereka.

"Karena apabila hujan terjadi di wilayah itu, dari hujan yang turun ini dapat mengakibatkan banjir dan banjir itu disebabkan dari adanya proyek-proyek itu tadi," kata Yoyo (45), seorang warga, di Gedung DPRD Kota Bekasi, Kamis.

Yoyo berharap pemerintah dapat mengarahkan saluran pompa air yang berada di Kali BSK langsung menuju ke Kalimalang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com