Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrokan Mahasiswa Unpam Dipicu Selebaran Tolak Demo di Senayan

Kompas.com - 12/10/2021, 09:46 WIB
Tria Sutrisna,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGSEL, KOMPAS.com - Bentrokan antarkelompok mahasiswa Universitas Pamulang pecah di Jalan Puspiptek, Buaran, Setu, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (10/10/2021). Sedikitnya dua orang luka berat dalam insiden itu.

Berdasarkan keterangan pihak Rektorat Umpam, bentrokan itu melibatkan sejumlah organisasi mahasiswa. Pemicunya diduga karena ada kelompok mahasiswa yang menolak mengikuti aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI Senayan beberapa waktu lalu.

Kepolisian akhirnya turun tangan mengusut bentrokan yang mengakibatkan korban luka tersebut. Sebanyak dua orang mahasiswa ditangkap guna diperiksa.

Berawal dari kumpul-kumpul

Mulanya, dua kelompok yang sedang berseteru itu berada di Bursa Kuliner Jalan Puspiptek Raya. Lokasinya berada persis di seberang gedung Unpam.

Baca juga: Mahasiswa Unpam Bentrok karena Ada Kelompok yang Tak Mau Ikut Demo di Depan Gedung DPR/MPR

Setelah berbincang beberapa saat, dua kelompok mahasiswa itu tiba-tiba saling menyerang. Mereka berkejaran di kawasan bursa kuliner dan memanfaatkan barang-barang yang ada di sana untuk memukul lawannya.

Seorang saksi mata sekaligus penjaga kios di Bursa Kuliner, Dian (26) mengatakan, bentrokan terjadi pada Minggu siang sekitar pukul 14.00 WIB.

"Iya, Minggu siang kemarin. Kalau jamnya kurang tahu persis, kayaknya antara jam 14.00 WIB dan 15.00 WIB," ujar Dian di lokasi kejadian, Senin kemarin.

Dian mengaku tidak mengetahui penyebab bentrokan antara dua kelompok itu. Pasalnya, kedua kelompok bertemu di dekat lokasi dan langsung saling serang hingga berkejaran ke kawasan Bursa Kuliner Jalan Puspiptek Raya.

"Jadi tuh tiba-tiba saja. Akhirnya terjadi bentrok," kata Dian.

Dua orang mengalami luka di bagian kepala, diduga dipukul dengan benda tumpul dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

"Yang dipukuli sih lebih dari dua orang. Cuma yang parah itu dua orang, masuk IGD," ujar dia.

Dipicu selebaran tolak demo

Pihak Rektorat Unpam membenarkan terjadinya keributan itu. Wakil Rektor 3 Bidang Mahasiswa dan Alumni Unpam, M Wildan mengatakan, bentrokan terjadi karena ada kelompok yang menolak mengikuti aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI.

"Ya betul karena penolakan aksi," kata Wildan kepada Kompas.com.

Dia menceritakan, kelompok yang mengatasnamakan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Unpam mengajak organisasi mahasiswa lain untuk mengikuti aksi demonstrasi di depan Gedung DPR MPR pada 7 Oktober 2021.

Namun, Himpunan Mahasiswa (Hima) menolak ajakan tersebut. Bahkan kelompok yang tidak ingin ikut demo membuat selebaran bertulisan "Mahasiswa Teknik Elektro Unpam Menolak Ikut Aksi".

"KBM Unpam mengajak aksi, lalu Hima membuat flyer menolak aksi," kata Wildan.

Tak terima dengan sikap itu, lanjut Wildan, KBM Unpam mengajak perwakilan Hima yang menolak untuk bertemu dan meminta penjelasan. Setelah itu, terjadilah keributan yang mengakibatkan dua orang perwakilan Hima dikeroyok hingga terluka karena dipukul benda tumpul.

"Korbannya Ketum (Ketua Umum) Hima Prodi Teknik Elektro dan Ketum Hima Prodi Manajemen," ujar dia.

Dua orang ditangkap

Secara terpisah, Kapolres Tangerang Selatan AKBP Iman Imanuddin mengatakan, polisi sedang menyelidiki bentrokan di Bursa Kuliner Jalan Puspitek Raya itu.

Saat ini, ada dua orang mahasiswa yang ditangkap kepolisian untuk dimintai keterangan.

"Lukanya sih kepala luka sobek. Yang saya dengar sih pakai barang-barang yang ada di situ saja," ungkap Iman.

Baca juga: Polisi Tangkap 2 Orang Terkait Bentrok Antar-kelompok Mahasiswa Unpam di Tangsel

Iman mengatakan, bentrokan tersebut berawal ketika dua kelompok mahasiswa janjian bertemu di Bursa Kuliner yang berada tepat di depan Unpam.

Pertemuan tersebut bermaksud untuk membahas alasan kelompok yang menolak mengikuti aksi demonstrasi di depan gedung DPR RI pada 7 Oktober 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com