Perbedaan tarif ini dapat diberlakukan kepada penumpang golongan tertentu, seperti orang-orang yang telah berjasa yakni veteran hingga pensiunan guru atau juga pada golongan penumpang seperti pelajar.
"Jadi public transport bukan sekedar mudah untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, tapi juga memberikan simbol penghargaan kita ini pada orang yang telah berjasa pada kota ini," kata dia.
Ia menyebut, konsep ini telah banyak diterapkan di negara-negara maju dan kota modern lainnya.
Sementara, Muhamad Kamaluddin, Direktur Utama PT Jaklingko Indonesia (Jaklingko) anak perusahaan MITJ yang mengurusi sistem pertiketan, mengatakan sejauh ini sudah banyak progres sistem integrasi yang sudah berjalan.
Baca juga: 4 Tahun Kepemimpinan Anies, Normalisasi dan Naturalisasi Sungai Masih Mandek
Ia mencontohkan, sarana penghubung antar moda di beberapa titik pertemuan sudah mulai banyak diresmikan.
"Penghubung antar moda seperti di Dukuh Atas, Tanah Abang, Palmerah, dan yang kemarin di Stasiun Tebet. Dan ini berlanjut terus," ungkap Kamaluddin kepada Kompas.com, Senin (11/10/2021).
"Juga Halte Trans Jakarta CSW dengan stasiun ASEAN MRT yang mungkin sebentar lagi diresmikan. Dan integrasi stasiun lainnya yang masih berlanjut," tambah dia.
Sementara dari sistem pertiketan, ia menyebut sudah terbentuk platform pembayaran. Selain itu standardisasi untuk kartu pembayaran antarmoda juga sudah ada.
"Juga aplikasinya yang digunakan untuk merencanakan perjalanan dan pembayaran sudah bisa (digunakan). Dan ini terus dikembangkan," kata dia.
Di balik progres tersebut, Kamaluddin juga menyoroti adanya kendala dalam mewujudkan integrasi transportasi di Jabodetabek.
"Kami ingin melibatkan operator yang lebih banyak lagi, bukan hanya empat operator yang sudah bergabung. Masih banyak operator yang bisa bergabung untuk menjadikan integrasi transportasi kita menjadi lebih utuh," kata dia.
Baca juga: 4 Tahun Anies Baswedan: Menengok Taman Benyamin Sueb
Menyikapi hal tersebut, ia mengaku, pihaknya telah mencoba berdiskusi dengan berbagai operator dari berbagai moda transportasi.
Selain itu, Kamaluddin menyebut sudah ada diskusi lanjutan terkait integrasi bersama sejumlah operator ojek daring (ojol) raksasa.
Salah satu wujud integrasi transportasi di era Anies adalah munculnya perusahaan patungan antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero), yakni PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) yang didirikan pada Februari 2020.
Perusahaan ini bertugas sebagai eksekutor dari integrasi transportasi publik di Jabodetabek, pengembangan zona TOD khususnya kawasan yang beririsan dengan stasiun milik PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), dan penataan serta pengawasan stasiun tersebut