Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Pungli di SDN Jurumudi Baru, Uang Perpisahan Kepala Sekolah hingga LKS

Kompas.com - 25/10/2021, 16:17 WIB
Muhammad Naufal,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pihak SDN Jurumudi Baru, Benda, Kota Tangerang, disebut melakukan praktik pungutan liar (pungli) terhadap orangtua murid.

Praktik pungli itu dikeluhkan oleh salah seorang pengguna Twitter dengan nama akun @iya_latip pada Minggu (24/10/2021) siang.

Keluhan @iya_latip terbagi ke dalam beberapa cuitan.

Di cuitan pertamanya, akun @iya_latip mengatakan bahwa praktik pungli tersebut bermodus meminta uang kepada wali murid untuk perpisahan Kepala Sekolah SDN Jurumudi Baru.

Akun @iya_latip turut menandai akun Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, @AriefWismansyah, di cuitan pertamanya.

"#1. @AriefWismansyah di SDN Jurumudi Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, banyak pungli, wali murid wajib bayar untuk perpisahan kepsek (kepala sekolah) Rp 20.000," tulis akun tersebut, dikutip pada Senin (25/10/2021).

Baca juga: Bocah Hanyut di Kali Angke Serpong Ditemukan Tewas, Terseret Arus hingga 5 Km

@iya_latip kemudian membuat cuitan kedua yang masih membahas praktik pungli di SDN Jurumudi Baru.

Namun, bentuk praktik pungli di cuitan kedua berbeda dengan bentuk praktik pungli di cuitan pertama.

Dia mengatakan, pihak SDN Jurumudi Baru mewajibkan orangtua untuk membayar lembar kerja siswa (LKS).

Padahal, seharusnya orangtua siswa tak harus membayar LKS.

Dalam cuitan kedua, @iya_latip menandai akun salah satu kantor media, akun Ombudsman, dan akun Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim.

Dia juga kembali menandai akun Arief.

"#2. @AriefWismansyah LKS bayar, padahal gratis. Selalu ada celah untuk minta duit @tangerangnews @OmbudsmanPh @nadiemmakarim," tulis @iya_latip.

Baca juga: 23 Warga Koja Keracunan Nasi Kotak dari Parpol, Ketua RW Sebut Tak Ada Koordinasi

Saat dikonfirmasi, Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang Helmiati berujar bahwa akun @iya_latip merupakan salah satu wali murid di SDN Jurumudi Baru.

Dia mengklaim, praktik minta duit dengan alasan perpisahan Kepala Sekolah SDN Jurumudi Baru itu bukanlah pungli.

Namun, praktik minta duit itu berdasarkan keputusan Komite Sekolah SDN Jurumudi Baru.

"Komite benar ada pengumpulan dana untuk memberikan kenang-kenangan kepala sekolah yang pensiun 1 November (2021)," ucap Helmiati melalui sambungan telepon, Senin.

Kata dia, komite di sekolah itu inisiatif untuk memberikan kenang-kenangan, tanpa diketahui pihak SDN Jurumudi Baru maupun Dindik Kota Tangerang.

Keputusan terkait kenang-kenangan itu sempat dirapatkan oleh komite sekolah dan koordinator wali kelas di setiap kelas.

Rapat itu tidak melibatkan guru dan kepala sekolah.

"Hasilnya menetapkan Rp 20.000 iuran bagi yang mampu dan bersedia. Hasil rapat itu sudah ditandatangani komite di atas materai," urai Helmiati.

Kemudian, dia menduga bahwa sosialisasi soal iuran kenang-kenangan itu tidak tersampaikan secara benar kepada seluruh orangtua murid.

Sehingga, ada orangtua murid yang menganggap bahwa iuran itu wajib.

Menurut Helmiati, berdasarkan pemeriksaan, iuran itu untuk orangtua yang mampu dan bersedia.

Meski demikian, pihaknya telah menyuruh SDN Jurumudi Baru untuk menyetop pemberian kenang-kenangan itu.

Uang yang sudah terkumpul juga diminta untuk dikembalikan.

"Atas hal tersebut, Dindik menghentikan. Yang sudah bayar kita suruh balikkan uangnya," sebut dia.

Terkait keluhan soal pembayaran LKS, kata Helmiati, pihak SDN Jurumudi Baru tidak menjual LKS ke orangtua siswa.

Pasalnya, Dindik Kota Tangerang sudah menganggarkan pengadaan LKS untuk murid menggunakan biaya operasional pendidikan (BOP).

"Penjualan LKS enggak ada, (LKS) free dari Dindik karena Dindik menganggarkan melalui BOP," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com