Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idris Sebut Banjir di Depok Kiriman dari Kabupaten Bogor, Babai: Bukan Jawaban Pemimpin

Kompas.com - 17/11/2021, 17:01 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pernyataan Wali Kota Depok Mohammad Idris tentang banjir merupakan air kiriman dari Kabupaten Bogor dinilai bukan sikap seorang pemimpin.

Anggota Komisi C DPRD Kota Depok, Babai Suhaemi meminta Pemkot Depok untuk menyelesaikan masalah banjir yang kerap terjadi di beberapa titik.

"Menurut saya lebih bagus pemerintah kota secara jujur katakan, 'iya kami memang selalu kewalahan. Apalagi ini merupakan kejadian alam yang tidak bisa diprediksi'. Enggak usah harus mengatakan ini sebatas genangan dan kedua hanya kiriman dari Bogor, ini bukan jawaban seorang pemimpin menurut saya," kata Babai dikutip dari TribunnewsDepok.com, Rabu (17/11/2021).

Baca juga: Polisi Periksa Kejiwaan Pelaku yang Rusak Mobil PLN dan Ancam Warga di Depok

Babai meminta Idris tak mencari-cari alasan bahwa banjir di Depok merupakan kiriman dari Kabupaten Bogor.

"Sekarang saya tanya kalau banjir di Margonda apakah limpahan dari Bogor? Kalau kata pak wali itu hanya genangan air? Oh tidak bisa, walaupun itu genangan air, kalau airnya cuma setengah sentimeter, ya boleh disebut genangan, tapi kalau airnya sampai 50 cm apa itu dibilang genangan?" kata Babai.

Ia meminta, Pemerintah Kota Depok membedakan antara genangan dan banjir kiriman. Di sisi lain, banjir kerap terjadi di Jalan Margonda, Kartini, dan beberapa titik lain.

"Pertanyaannya apakah itu banjir kiriman? Yang dikatakan kiriman itu kemungkinan kalau Depok nggak hujan lantas Kali Ciliwung meluap, Kali Pesanggrahan meluap dan Kali Baru meluap, kan gitu. Nah kalau di Depok hujan dan yang meluap bukan kali itu saja tapi sampai ke daratan, kan itu nggak bisa dikatakan kiriman," kata Babai.

Ia meminta Idris tak mengalihkan persoalan banjir di Depok. Menurut dia, banjir di Depok terjadi lantaran drainase tak berfungsi.

Sebelumnya, Idris menyebutkan, banjir di Kota Depok merupakan kiriman dari Kabupaten Bogor. Ia menganggap Kota Depok hanya bermasalah genangan air.

“Di Depok memang lebih banyak masalah genangan-genangan ya. Kalau banjir memang limpahan sungai dari Kabupaten Bogor khususnya. Baik Ciliwung maupun Pesanggrahan atau Kali Angke,” kata Idris di Kantor Wali Kota Depok, Senin (15/11/2021) pagi.

Baca juga: Dubes Sebut Depok Punya Arsitektur Tua yang Bisa Tarik Wisatawan Belanda

Idris mengklaim, Pemerintah Kota Depok sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane terkait limpahan air sungai dari wilayah Kabupaten Bogor. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi banjir di Kota Depok

“Kalau persoalan genangan air, ini memang rutin dilakukan oleh dinas terkait untuk melihat penyebab dari genangan-genangan air ini,” ujar Idris.

Idris menyebutkan, genangan air di Kota Depok terjadi karena penyempitan dan penyumbatan selokan.

Idris mengatakan, Pemerintah Kota Depok sudah mencatat saluran air yang menyempit dan melakukan antisipasi terhadap genangan air.

Pemerintah Kota Depok bersama stakeholder terkait menggelar Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi (Banjir, Longsor, dan Cuaca Ekstrim) Wilayah Kota Depok Tahun 2021 di Lapangan Balai Kota Depok.

Apel diikuti oleh dinas dan lembaga terkait, yakni TNI, Polri, pemadam kebakaran, Satpol PP, dan lainnya.

"Kita siap siaga menghadapi bencana di cuaca ekstrem seperti ini,” ujar Idris.

Untuk diketahui, banjir dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem sempat terjadi di Kota Depok.

Tanah longsor misalnya terjadi di tepi Kali Pesanggrahan, tepatnya di Jalan Usman Bontong RT 003 RW 002, Pasir Putih, Sawangan.

Sementara itu, banjir terjadi Bulak Timur, tepatnya di Blok Wadas RT 03/04, Pasir Putih, Sawangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com