Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban Anies Saat Deddy Corbuzier Sebut Formula E dan Banjir Tidak Beres: “Kan Katanya Bukan Faktanya”

Kompas.com - 25/11/2021, 16:47 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya bersuara di depan publik saat diundang menjadi bintang tamu di podcast Deddy Corbuzier.

Melalui wawancara berdurasi sekitar 50 menit itu, Deddy menanyakan beberapa hal krusial di Jakarta saat ini, termasuk tentang penyelenggaraan Formula E yang penuh polemik dan masalah banjir yang tak pernah padam.

“Pak Anies kalau misalnya dikatain Gubernur gak bener, banjir gak beres, formula E gak jalan, gapapa?” ujar Deddy.

Anies kemudian menyahut, “kan katanya, bukan faktanya. Loh gapapa dong. Itu hak dia”.

Baca juga: Bamsoet Sebut Sirkuit Formula E Ditentukan Presiden, Anies: Clickbait

Deddy menimpali bahwa faktanya banjir masih ada di Jakarta. Anies pun tidak bisa mengelak mengenai fakta tersebut.

Namun, ia mengklaim bahwa banjir di Ibu Kota sudah jauh lebih baik jika dilihat dari data luasan daerah yang tergenang, jumlah RT/RT terdampak, dan durasi banjir terjadi.

“Memang masih banjir, tapi bandingin ni, lihat aja datanya. Misalnya, kilometer persegi yang terkena banjir itu ada datanya, kemudian lamanya tergenang. RT/RW tergenang,” ujar Anies.

Menurutnya, progres yang ada tak terlepas dari kerja gubernur-gubernur sebelumnya sebagai peletak pondasi penanggulangan banjir di Jakarta.

“Apa yg dilakukan gubernur-gubernur sebelumnya itu kan pondasi. Kita nerusin,” tegas DKI 1 tersebut.

Baca juga: Bantah Pernyataan Bamsoet soal Formula E, Anies: Urusan Sirkuit Kok Presiden

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta per Februari 2021 lalu, tampak ada pengurangan jumlah lokasi tergenang banjir dari tahun ke tahun.

Puncak banjir dalam rentang 9 tahun terakhir terjadi pada tahun 2007 dengan jumlah area terdampak sebanyak 455 kilometer persegi. Jumlah pengungsi saat itu sekitar 278 ribu jiwa.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com