Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSUD Kota Depok Siapkan Tangki Oksigen Kapasitas 10 Ton untuk Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19

Kompas.com - 01/12/2021, 20:32 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, Jawa Barat, menyiapkan tangki oksigen dengan kapasitas 10 ton untuk mengantisipasi kelangkaan oksigen dalam rangka menghadapi gelombang ketiga kasus Covid-19 di Indonesia.

“Belajar dari gelombang kedua kemarin yang tiba-tiba seperti air bah, ternyata pada saat itu sampai terjadi kelangkaan oksigen. Kami sudah mengantisipasi kelangkaan oksigen tersebut. Kami sudah mepunyai tangki oksigen degan kapasitas 10 ton,” ujar Direktur RSUD Depok, Devi Maryori, dalam keterangannya, Rabu (1/12/2021).

Devi menyebutkan, pihaknya belajar dari pengalaman gelombang kasus Covid-19 yang sempat menyebabkan tabung oksigen langka. Saat itu, banyak pasien yang membutuhkan oksigen dengan tekanan tinggi.

Baca juga: 1.244 Warga Depok Idap HIV/AIDS, Paling Banyak di Pancoran Mas

“Di gelombang kedua itu karena rata-rata pasien membutuhkan tekanan oksigen yang tinggi. Itu 10 ton habis 3-4 hari. Sementara di lapangan berebut. Semua butuh. Makanya kami tidak bisa prediksi,” kata Devi.

Adapun stok tangki oksigen dengan kapasitas 10 ton akan dialirkan ke ruang perawatan pasien Covid-19 yang membutuhkan tekanan oksigen yang tinggi.

“Kami juga sudah punya oksigen konsentrator. Jadi udara dari lingkungan sekitar bisa langsung dipakai. Kami punya 30 alat. Maksimal dari masing-masing produksinya cuma lima 5liter. Bisa dipakai terus-terusan alatnya,” tambah Devi.

Oksigen tabung juga kami banyak ya, 100 tabung ada, yang kapasitas enam liter,” kata Devi.

Ia memastikan, RSUD Kota Depok telah siap menghadapi gelombang ketiga kasus Covid-19. Persiapan dilakukan di bidang sumber daya manusia, ruangan, dan sarana prasarana.

“Kami pasti akan menyiapkan segala sesuatu yang hubungannya dengan pasien yang akan dirawat di sini. Terkait dengan SDM (sumber daya manusia), sudah kami antisipasi jauh-jauh hari. Dokter spesialis, perawat, obat, penunjang, dan lainnya,” tambah Devi.

Kasus Covid-19 diprediksi akan naik setelah libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, gelombang ketiga Covid-19 pasti melanda Indonesia.

Menurut berbagai studi terkait, Nadia mengatakan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 memiliki sifat yang bisa menimbulkan gelombang epidemi berkali-kali, sehingga lonjakan infeksinya tidak cukup dengan satu gelombang.

Hal itu berkaca dari gelombang ketiga Covid-19 yang terjadi di negara dengan cakupan vaksinasi tinggi seperti di beberapa negara-negara Eropa salah satunya Inggris, serta Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com