Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Warga Gembor, Kota Tangerang, Jadi Korban Penipuan, Kerugian Capai Rp 60 Miliar

Kompas.com - 09/12/2021, 18:31 WIB
Muhammad Naufal,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sebanyak 20 warga RT 07/RW 08, Gembor, Periuk, Kota Tangerang, Banten menjadi korban penipuan atau penggelapan yang dilakukan seorang perempuan berinisial RF. RF merupakan warga RT 07/RW 08 juga.

Ketua RT 07, Yadi Mulyadi (52) mengatakan, total kerugian pada kasus tersebut Rp 60 miliar. Namun kerugian itu bukan hanya yang dialami 20 warga RT07 saja. Ada juga puluhan warga lain dari luar RT tersebut yang menjadi korban.

"Korbannya, itu dari 'kepalanya' 20 orang (warga RT07). Nah, dari kepalanya ke bawahnya banyak, sampai 70 orang yang juga jadi korban," ujar Yadi, Kamis (9/12/2021).

Baca juga: Olivia Nathania Disebut Tawarkan Investasi Bodong di Tengah Penyelidikan Kasus Penipuan Rekrutmen PNS

RF selama ini bertindak seperti penyalur sejumlah barang kebutuhan rumah tangga. 

Yadi menguraikan, 20 orang yang disebut sebagai kepala merupakan pembeli pertama barang-barang yang dijual RF. Kemudian, 70 orang lainnya membeli kembali barang-barang yang dijual oleh 20 warga RT 07 itu.

Yadi menyebutkan, barang-barang yang dijual RF antara lain minyak goreng, kecap, mie instan, sirup.

RF sudah berjualan sejak 3 tahun yang lalu. Selama ini, penjualan barang lancar, hingga pada November 2021, barang yang disalurkan RF kepada 20 warga RT 07 dan korban lain berhenti. Padahal para korban telah menyetor uang kepada RF.

Dengan kata lain, RF menerapkan sistem pesan terlebih dahulu alias preorder.

Yadi mengungkapkan, duit yang disetor bervariasi mulai dari belasan juta hingga Rp 3 miliar.

Kebanyakan, para korban membeli barang RF berupa minyak goreng.

"Karena harganya murah. Dari pelaku, beli ke supplier, harga minyak goreng misal Rp 220.000 per karton. Satu karton isi enam bungkus minyak yang dua liter. Itu dijual ke bawah (para korban) jadi tinggal Rp 130.000," urai Yadi.

Warga yang geram lantaran pesanannya tak kunjung diberikan kemudian melayangkan protes.

Yadi  mengatakan, puncak kemarahan warga terjadi pada 28 atau 29 November 2021.

"Warga dateng ke sini (rumah RF). Tanggal 28 atau 29 November ya. Itu karena sudah jatuh tempo, tapi barang tidak dikirim-kirim. Akhirnya semakin lama makin banyak yang menanyakan haknya dia," urai Yadi.

"Semuanya ya kondisinya sudah sedikit memanas karena melihat uang yang nyangkut ini rata-rata di atas Rp 300 juta, ada yang Rp 1 miliar, ada yang Rp 2 miliar. Termasuk warga luar (RT 07)," sambung dia.

Setelah rumahnya didatangi warga, RF langsung menyerahkan diri ke Polsek Jatiuwung.

Penyerahan diri itu disaksikan warga RT 07 dan para korban lainnya.

Kapolsek Jatiuwung, Kompol Zazali Haryono mengatakan, polisi tengah menangani kasus penipuan itu.

"Sudah kami tangani. Sudah kami lakukan penyelidikan," kata Zazali melalui sambungan telepon, Kamis.

Dia mengungkapkan, RF memang menyerahkan diri ke pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com