Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Mendamaikan Luka, Penyintas Bom Kedubes Australia: Apa Dosa Kami?

Kompas.com - 10/12/2021, 18:10 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - “Kenapa kami diperlakukan seperti ini? Apa dosa kami?,” ujar Sudirman Thalib (39) dengan suara meninggi.

Sudirman adalah salah satu korban dari kekejaman teroris yang melakukan pengeboman di Kedutaan Besar (Kedubes) Australia pada September 2004 lalu.

Akibat aksi biadab teroris tersebut, Sudirman kini menjadi cacat. Mata kirinya diangkat. Tangannya pun hampir diamputasi.

Baca juga: Perjuangan Hidup Sudirman, Penyintas Bom Kedubes Australia: Kehilangan Mata Kiri, Minum Obat hingga Kini

Namun, Sudirman kini sudah berdamai dengan kondisinya dan ulah teroris. Sudirman tetap mengingat bagaimana ia memaafkan teroris.

Saat itu, ia bertemu dengan Ali Fauzi, mantan pentolan Jamaah Islamiah (JI) dan adik dari trio bomber di Bali di awal tahun 2000.

Begitu melihat sosok Ali Fauzi, kala itu Sudirman hanya bisa bertanya dalam hati mengapa ia menjadi korban aksi terorisme.

Pada tahun 2013, Sudirman bersama para korban aksi terorisme bertemu dengan eks teroris termasuk Ali Fauzi.

Baca juga: Keluarga Korban Peringati Tragedi Bom Kuningan

Pertemuan yang digelar di Klaten, Jawa Tengah tersebut difasilitasi oleh Aliansi Indonesia Damai (AIDA).

“Kami tidak siap untuk bertemu. Kami tidak siap untuk berdiskusi dengan beliau (Ali Fauzi),” ujar Sudirman dalam diskusi yang digelar oleh AIDA di Jakarta, Rabu (9/10/2021).

Sudirman pun sangat berat untuk mendengarkan cerita korban maupun mengingat aksi terorisme di masa lalu.

Namun, Sudirman punya prinsip, harapan, dan niat yang tulus. Demi masa perdamaian dan masa depan, Sudirman dan para korban yang lainnya ingin tak ada korban aksi terorisme ke depannya.

Baca juga: Kisah Penyintas Bom Kampung Melayu, Butuh 3 Tahun untuk Maafkan Eks Teroris

“Di masa-masa itu saya lalui, datanglah AIDA mengajak kami semua untuk ayok kita melakukan peran yang lebih untuk masyarakat untuk orang lain,” kata Sudirman.

Sudirman dan para korban aksi teroris duduk bersama dalam satu meja. Sudirman, para korban lainnya, dan eks teroris berbagi kisah.

Sudirman telah berbicara dari hati ke hati dengan Ali Fauzi. Akhirnya, Sudirman memaafkan dan bertekad untuk menyelamatkan generasi yang akan datang dari aksi terorisme.

“Satu harapan kami dari korban, kami tidak ingin lagi ada korban-korban selanjutnya ke depan. Kami tidak ingin lagi anak-anak kami saudara kami menjadi korban-korban lagi. Itu adalah harapan impian kami,” ujar Sudirman.

Baca juga: Cerita Penyintas Ledakan Bom Kampung Melayu, Ikut Jadi Korban Saat Tolong Polisi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com