Iman mengatakan, aksi tawuran pelajar yang mengakibatkan satu siswa tewas itu berawal dari saling ejek saat kalah bermain futsal.
Saat itu SMK Ruhama dan SMK Islamic bertanding di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. Satu di antara sekolah itu kalah dan mengejek.
"Semula kejadian (tawuran) dikarenakan berselisih karena diejek kalah bertanding saat bermain futsal," ujar Iman.
Dari situ, kata Iman, salah satu pelajar yang terlibat tawuran mengirimkan pesan melalui media sosial menantang bertemu untuk tawuran.
"Terjadilah perkelahian antar-dua kelompok sekolah tersebut. Dari kejadian tersebut satu orang korban meninggal dunia terkena senjata tajam," kata Iman.
Iman menegaskan, para pelajar masing-masingnya telah menyiapkan senjata tajam sebelum bertemu dan tawuran di Jalan Ciater, Serpong, Tangerang Selatan.
"Mereka membawa (senjata tajam), tapi tidak dibawa ke sekolah. Mereka simpan di suatu tempat, kemudian pada saat mereka berjanji baru mereka bawa. Dan mereka persiapkan itu semua," kata Iman.
Adapun untuk para pelaku akan diproses hukum berbeda. Satu pelaku yang telah berusia 19 tahun akan diproses hukum layaknya orang dewasa.
Sedangkan untuk pelaku lainnya akan diproses menyesuaikan praperadilan anak.
"Buat ketiga tersangka lainnya kami mempedomani Undang-Undang sistem praperadilan anak karena mereka masih sekolah dan di bawah umur," kata Iman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.