Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

250 Ton Beras Impor Ilegal dari Kamboja Disita Balai Karantina Pelabuhan Tanjung Priok

Kompas.com - 30/12/2021, 21:28 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 250 ton beras impor asal Kamboja disita oleh Balai Karantina Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (30/12/2021).

Penyitaan tersebut dilakukan di Behandle Area Pelabuhan NCPT 1 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.

"Beras ini tidak sesuai dengan dokumen yang terlampir, sama sekali tidak menggambarkan yang diimpor beras pecah 100 persen," kata Penanggung Jawab Balai Karantina Pelabuhan Tanjung Priok Ruthy Riris Moravia Hutagalung di lokasi.

Baca juga: Pegawai KPI Korban Pelecehan Divonis Depresi Mayor karena Cemaskan Kasusnya yang Mandek

Menurut Ruthy, beras 100 persen adalah beras yang seluruhnya pecah.

Namun pada beras yang berhasil disita tersebut, masih banyak yang berupa bulir-bulir.

Padahal, kata dia, PT Lumbung Pangan Mandiri (LPM) perusahaan importir (PI) beras tersebut mengimpor jenis beras pecah.

“Kami sudah sering memeriksa beras pecah dari Pakistan dan India. Itu saat dibuka tidak ada aroma apa-apa. Tapi kalau ini pada saat dibuka, harum sekali, kaya beras pandan wangi,” kata dia.

Baca juga: Kapolda Metro Jaya Minta Maaf atas Perilaku Anggotanya yang Sakiti Hati Masyarakat

Beras impor ilegal tersebut dimuat di dalam 10 peti kemas berukuran 20 feet.

Peti kemas tersebut telah bersandar di pelabuhan Tanjung Priok sejak 22 Desember 2021.

Adapun kerugian atas impor beras ilegal itu diperkirakan mencapai Rp 1,9 miliar.

"Jadi pelanggaran yang dilakukan, menurut kami tidak sama dengan permohonan atau dokumen yang diajukan. Negara dirugikan sebesar Rp 1,9 miliar," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com