JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di Kampung Baru Kubur Koja, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara sudah berbulan-bulan mengalami air mati.
Selain mati, apabila air keluar pun hasilnya berbau busuk.
"Airnya enggak pernah keluar, sekalinya keluar bau bangkai. Masa airnya bau bangkai. Bingung saya juga," ujar In Nyo warga di RT 07, RW 15 saat ditemui di lokasi, Kamis (6/1/2022).
Baca juga: Cegah Jakarta Tenggelam, Anies Mulai Larang Pemakaian Air Tanah per 1 Agustus 2023
Dia mengatakan, banyak pekerjaan rumah tangganya yang terbengkalai akibat krisis air tersebut.
Apalagi, di rumahnya juga sedang ada orang yang sakit.
"Saya enggak mandi-mandi. Kesel saya. Kami enggak ada air tapi bayar terus," kata dia.
Selain berbau, ujar dia, air tersebut juga menghitam dan tak layak pakai jika sewaktu-waktu mengalir.
Kemudian, apabila menyala, itu pun terjadi pada jam-jam tertentu yang bahkan tak bisa ditentukan.
Baca juga: Derita Warga Kampung Bandan, 3 Bulan Krisis Air, Bantuan Terlambat dan Diminta
Sebagai solusi, dia dan tetangganya pun harus membeli air galon atau air pikul dari pedagang air keliling untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"Jadi harus beli segalon Rp 6.000, sedangkan tagihan bayar terus tapi airnya enggak ada," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.