Dengan demikian, Puspom TNI pun turun ke lapangan untuk mendalami kasus.
Menurut dia, terdapat tiga korban atas kejadian pengeroyokan tersebut. Salah satu korban adalah anggota TNI AD dan dua orang lainnya, yakni warga sipil yang sedang kritis di rumah sakit.
Kedua warga sipil tersebut berusaha melerai, tetapi turut menjadi korban.
"Korban TNI satu orang. Korban sama tersangka tidak saling mengenal," katanya.
Petugas Puspom tersebut membenarkan bahwa seorang pelaku telah tertangkap. Namun, kata dia, berdasarkan informasi yang baru diterimanya hingga saat itu, terdapat empat pelaku.
Saat kejadian dua orang menunggu di motor, sedangkan dua lainnya melakukan aksi pengeroyokan.
"Jadi korban di sini (TKP), tersangka datang, terus cekcok, sempat terjadi perkelahian," kata dia.
Menurut petugas Puspom, tersangka memiliki masalah dengan orang lain yang sedang dicarinya.
Sebelum kejadian, kata dia, para pelaku sempat mabuk-mabukan dari tempat lain dan datang ke TKP untuk mencari orang yang dimaksud.
"Ada yang ngompori, ketemu sama korban. Korban ditanya (orang yang dicari), korban diam saja. Terus korban dipukul, setelah korban dipukul tersangka, dibalas pukul. (Tersangka) jatuh, mengeluarkan senjata tajam, nusuk," kata dia.
Namun, dia memastikan bahwa antara korban dan tersangka tidak saling mengenal serta tidak memiliki unsur dendam.
"Tidak ada permasalahan. Kejadiannya spontan," kata dia.
Penuturan saksi
Hal senada dituturkan seorang saksi bernama Hendro (40). Dari jarak sekitar 20 meter, dia melihat ada empat orang yang memakai sepeda motor turun mencari orang.
"Waktu itu nanya-nanya orang sini, yang dicarinya siapa tidak mengerti. Cuma waktu itu ada yang lagi nongkrong, dia main tanya, enggak tahu yang diomongin apa, tapi main tusuk aja, kejadiannya seperti itu," ujarnya dia.
Hendro mengatakan, salah satu tetangganya yang bernama Soleh turut menjadi korban peristiwa tersebut.
Kejadian itu, kata dia, terjadi di depan warung dan pelaku menusuk pengunjung yang sedang nongkrong di warung tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.