Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Jakarta Simpan Bom Waktu Omicron akibat 3T yang Lemah...

Kompas.com - 18/01/2022, 10:09 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah masyarakat yang dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron di DKI Jakarta bertambah setiap hari.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, terdapat 720 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi varian Omicron.

Dari jumlah itu, 21 persen atau sebanyak 153 kasus merupakan penularan transmisi lokal atau penularan yang terjadi di wilayah DKI Jakarta.

Baca juga: Transmisi Lokal Varian Omicron di Jakarta Melonjak Jadi 243 Kasus

Sisanya, 78,8 persen atau 567 kasus dibawa oleh pelaku perjalanan luar negeri yang terkonfirmasi positif Covid-19 saat tiba di Indonesia.

Transmisi lokal Omicron yang sebelumnya sangat sedikit mulai merangkak naik menyaingi angka kasus Covid-19 varian Omicron dari penularan impor.

Bom waktu Omicron

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, pelacakan kasus yang lemah menjadi sebuah ancaman akan merebaknya kasus Covid-19 varian Omicron di Jakarta.

Menurut dia, hal itu setelah melihat sejumlah kasus di kota negara lain yang memiliki kemampuan testing, tracing, dan treatment (3T) tapi tetap saja banyak terdeteksi kasus Omicron.

"Saya ingin ingatkan, ketika kita gagal mendeteksi. itu kita menyimpan bom waktu masalah, baik jangka pendek dan panjang," kata Dicky saat dihubungi, Senin (17/1/2022).

Baca juga: Epidemiolog Sebut Bom Waktu Omicron Terjadi saat Pelacakan Kasus di Jakarta Lemah

Ada persoalan jangka pendek dan panjang yang akan terjadi saat proses 3T lemah. Sebab, sekitar 90 persen orang terpapar Omicron tak mengalami gejala.

Masyarakat yang tak merasakan sakit diduga karena tubuhnya sudah memiliki imunitas setelah vaksinasi atau pernah terinfeksi.

"Jangka pendek dalam artian dia tetap terdampak kesehatan dalam tubuhnya karena tidak ketahuan status (Omicron) ini membuat dia akhirnya berpotensi besar menularkan pada orang sekitar," kata Dicky.

Baca juga: Karpet Merah Indonesia untuk Varian Omicron, Pemerintah Terlalu Percaya Diri?

Hal sangat membahayakan apabila seorang yang terpapar tanpa mengalami gejala dapat menularkan orang berusia lanjut (lansia), bahkan termasuk dalam komorbid.

"Pada gilirannya cepat atau lambat akan menularkan pada kelompok berisiko tinggi meski sudah divaksinasi tapi karena berisiko tinggi, misal dia lansia, komorbid akhirnya juga membebani faskes, masuk ICU atau meninggal," ucap Dicky.

Puncak Omicron Februari 2022

Dicky pun memprediksi lemahnya upaya 3T akan menjadi pemicu penyebaran kasus Covid-19 akibat varian Omicron di Jakarta yang akan terus terjadi hingga beberapa waktu ke depan.

Dicky memprediksi puncak kasus Omicron di Ibu Kota diprediksi akan terjadi pada Februari 2022.

"Ini Jakarta belum puncaknya. Kemungkinan Februari 2022 ini (puncak kasus Omicron) di Jakarta dan daerah luar Jakarta terutama luar Jawa paling lambat Maret 2022," katanya.

Baca juga: Luhut: Puncak Omicron Februari-Maret, Jakarta Berpotensi Naik Tinggi

Dicky mengatakan, puncak kasus Omicron diprediksi akan terjadi dalam waktu dekat karena penularannya yang cepat namun orang yang terpapar tak mayoritas tak mengalami gejala.

Seseorang tak dapat terdeteksi terpapar Covid-19 varian Omicron kalau tidak dilakukan pelacakan kasus.

"Sehingga ada dua amplikasi dari tidak gejala ini adalah pertama umumnya tidak terdeteksi. Kedua, ini yang membuat ledakan cepat tanpa diketahui," ucap Dicky.

Percepat pelacakan kasus

Menurut Dicky, Pemprov DKI Jakarta dalam waktu dekat ini harus mempercepat pelacakan kasus masyarakat terpapar Omicron.

Sebab, kata Dicky, Jakarta merupakan indikator situasi paparan Covid-19 maupun varian baru dalam skala nasional.

"Ketika Jakarta buruk, Indonesia memburuk. Ketika Jakarta baik, Indonesia membaik," kata Dicky.

Dicky mengatakan, percepatan pelacakan kasus bukan berarti Omicron hanya merebak di Jakarta, tapi kelengkapan fasilitas dan kapasitas dapat dimanfaatkan.

"Bukan berarti penyebabnya itu Jakarta, tapi indikator ini terjadi akibat Jakarta memiliki kapasitas paling memadai dan mumpuni menemukan atau mendeteksi kasus," pungkas Dicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com