Saat itu, kata dia, pihaknya hanya menindaklanjuti laporan saja. Setelah ditindaklanjuti, pihaknya juga akan menyerahkan ular tersebut ke animal rescue untuk dikembalikan ke habitat aslinya.
"Tapi dia enggak mau, sedangkan warga minta kami bawa aja ularnya karena merasa ngeri. Akhirnya kami panggil Pak RT untuk diurus lah, karena kami juga tidak bisa main ambil saja, lingkungan suruh ambil tapi yang punya enggak mau, kami ya enggak bawa," ujar dia.
Michael mengaku dalam melaksanakan tugasnya itu, timnya kekurangan personel.
Sebab dalam satu posko, hanya ada beberapa orang saja yang bersiaga. Padahal dalam satu posko tim harus terbagi ke dalam tim rescue dan tim gulkar.
Namun akhirnya, dirinya dan rekan-rekan lainnya pun menjadi mobile ke mana saja saat ada yang membutuhkan.
"Paling kalau evakuasi bertiga doang. Ini sebenarnya kru cuma berdua (tim rescue). Timnya beda-beda (antara rescue dan gulkar), tapi kami mobile aja lah, kekurangan personel butuh tenaga kalau memang agak berat berdua, kalau ringan salah satu," ujar dia.
Meskipun demikian, Michael tetap bekerja dengan tulus dan ikhlas demi memberikan pelayanan penyelamatan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dia selalu siap siaga dengan panggilan pertolongan dari masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.