"Belum ada dari pemerintah, saya belum dapat apa-apa," ucapnya.
Padahal, kata dia, keluarganya sempat mendapatkan bantuan dari Pemkot Tangerang saat banjir terjadi di permukiman itu pada tahun 2020.
"Tahun 2020 dapet, kayak popok, mie, beras, sama yang lain-lain. Tapi tahun ini belum ada," sebut Tarmuji.
Baca juga: 3 Hari Kebanjiran, Warga Jurumudi Belum Dapat Bantuan dari Pemkot Tangerang
Harapan soal mendapat bantuan diucapkan istri Tarmuji, yakni Nurlela.
Dia berharap keluarganya mendapat bantuan mengingat adanya si buah hati.
"Ya saya sih khawatir anak saya sakit, makanya berharap obat-obatan, gitu," ungkap Nurlela.
Soal nihilnya bantuan logistik dari Pemkot Tangerang turut diungkap oleh Lusi.
"Enggak, enggak dapet di sini. Obat juga enggak" ucap Lusi saat ditemui.
Banjir bukan karena Tol JORR II
Tarmuji tak sependapat jika Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II disebut sebagai penyebab banjir di Jurumudi dan kelurahan sekitarnya.
Pemkot Tangerang sebelumnya menyebut bahwa Tol JORR II sebagai penyebab banjir di Kecamatan Benda.
Adapun letak Kelurahan Jurumudi berada tak jauh dari Tol JORR II. Ruas Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran, yang terdekat dengan Kecamatan Benda, baru diresmikan pada 1 April 2021.
Baca juga: Pemkot Tangerang Sebut Drainase Tol JORR II Sebabkan Banjir, Warga: Tiap Tahun Juga Begini
Tarmuji menyebut, banjir di permukimannya terjadi setiap tahun.
Pria yang sejak umur 6 tahun sudah menetap di RT04 itu menilai, pembangunan Tol JORR II tak terlalu memengaruhi munculnya banjir di sana.
"Tiap tahun juga banjir begini," ungkapnya.
Baca juga: Sekretaris Camat Benda: Kata Warga, Sebelum Ada Tol JORR II, Banjir Tidak Separah Ini
Menurut Tarmuji, banjir di lokasi itu terjadi lantaran nihilnya drainase.
Dia menuturkan, banjir terparah di permukiman itu terjadi pada 2020, sebelum Tol JORR II diresmikan. Ketinggian banjir 5 tahunan itu mencapai 90 sentimeter.
Namun, dia tak menampik bahwa keberadaan Tol JORR II membuat banjir di permukiman itu menjadi lebih parah lagi.
"Tapi sejak ada tol, banjir memang makin parah," katanya.
Hal senada disampaikan oleh warga lainnya, Lusi. Dia mengaku, banjir di daerahnya hampir terjadi setiap tahun.