Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kakek 89 Tahun Diteriaki Maling lalu Dipukuli hingga Tewas, Berawal dari Senggolan Kendaraan di Jalan

Kompas.com - 25/01/2022, 06:47 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nasib nahas menimpa seorang kakek berusia 89 tahun, Wiyanto Halim. Nyawanya melayang lantaran menjadi korban keberingasan massa yang mengira dia seorang maling. Ia dipukuli hingga tewas di Cakung, Jakarta Timur, pada Minggu (23/1/2022).

Peristiwa nahas itu pun bermula dari permasalahan sepele. Mobil yang dikendarai Wiyanto diduga menyenggol seseorang berinisial R yang kini menjadi tersangka dalam kasus pengeroyokan yang berujung tewasnya sang kakek.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menjelaskan, tersangka berinisial R diduga memprovokasi pengendara lain dengan berteriak maling karena tersenggol oleh kendaraan korban.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Kakek Tewas Dikeroyok karena Dituduh Maling | Konvoi Mobil Mewah Tak Ditilang Meski Langgar Aturan

Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan sementara terhadap tersangka R dan 13 orang lain yang telah ditangkap.

R diduga memprovokasi para pengendara lain dengan meneriaki HM sebagai pencuri. R dan 13 orang tersebut kemudian mengejar HM dan mengeroyoknya di lokasi kejadian.

Korban meninggal dunia setelah dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk mendapatkan perawatan.

Seorang saksi mata di lokasi, Kirun (32), mengatakan bahwa massa dengan menggunakan sepeda motor mengejar kendaraan yang dibawa HM.

Setelah berhasil menghentikan laju mobil HM, mereka lalu memecahkan kaca mobil dengan balok kayu dan batu. Mereka kemudian memukuli HM dengan membabi buta.

"Saya lihat di mobil ada gendongan bayi dan tongkat buat jalan. Saya pikir enggak mungkin kakek ini maling. Tapi mereka tetap saja teriak maling-maling," katanya.

Baca juga: Kasus Pengeroyokan Kakek 89 Tahun, Polisi Sebut Sudah Berusaha Melerai

 

HM yang sudah lansia pun tak bisa berbuat banyak saat dikeroyok oleh para pelaku.

"Gimana mau melawan, korbannya itu saja kakek. Badannya sudah kurus, rambut sudah beruban," kata Kirun.

Kirun menambahkan bahwa di tempat kejadian perkara (TKP) ada dua orang petugas kepolisian. Namun, mereka tidak berkutik karena jumlah massa terlalu banyak. 

"Polisi ada dua orang kalau enggak salah, patroli juga, enggak kuat nahan karena sebegitu banyaknya massa,” ujar Kirun.

Kirun sebenarnya ingin menolong kakek tersebut, tetapi ia juga takut dengan massa yang sangat beringas.

“Makanya saya enggak berani (melerai) walaupun mereka enggak ada yang bawa senjata," tutur Kirun seperti dilansir Tribun Jakarta.

Baca juga: Ini Provokator yang Teriak Maling, Berujung pada Pengeroyokan Kakek 89 Tahun hingga Tewas di Cakung

Halaman:


Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com