Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2022, 12:08 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu kelenteng tertua berdiri di kawasan Glodok, Jakarta Barat. Kelenteng ini dikenal dengan nama Vihara Dharma Bakti alias Kelenteng Petak Sembilan.

Vihara Dharma Bakti dibangun pada tahun 1650, berdekatan dengan masuknya peradaban China ke Indonesia.

Jelang perayaan Imlek 2022 kemarin, kelenteng yang berada di Jalan Kemenagan III Petak Sembilan ini bersolek menyambut Tahun Baru China.

Baca juga: Ikan Bandeng dan Perayaan Imlek

Romansa serba merah terlihat dari beberapa aksesori yang telah dipasang, seperti lampion yang menghiasi area tempat ibadah tersebut.

Namun, dalam dua tahun belakangan, tidak ada pertunjukkan pesta kembang api dan barongsai di kelenteng tersebut.

"Sebelum pandemi iya, tapi setelah pandemi itu semua ditiadakan. Di tempat kita ditiadakan selama 2 tahun," ujar Ketua Yayasan Vihara Dharma Bhakti, Shirley Wijaya saat ditemui di Klenteng Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (29/1/2022).

Tragedi angke

Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Selasa (1/2/2022). Vihara Dharma Bhakti melakukan sembahyang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Selasa (1/2/2022). Vihara Dharma Bhakti melakukan sembahyang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.

Wihara Dharma Bakti disebut ikut terbakar saat peristiwa Tragedi Pembantaian Angke pada 1740.

Pembantaian komunitas Tionghoa itu dipicu tak akurnya hubungan antar pengusaha dagang asal Belanda dan China.

Tragedi itu diterangkan dalam buku "Klenteng-klenteng dan Masyarakat Tionghoa di Jakarta" karangan Claudine Salmon (2003) dan "Geger Pacinan" yang ditulis Daradjadi (2013).

Baca juga: Menengok Keanggunan Vihara Tanda Bhakti Jakarta, Simbol Kebangkitan Keturunan Tionghoa dari Masa Kelam

Meskipun sejarah setelah itu masih terkesan buram, nyatanya Vihara Dharma Bakti bisa ditinggali oleh 18 biksu pada abad 18.

Dalam sejarahnya, kelenteng juga sudah beberapa kali ganti nama. Dua di antara namanya, Kwan Im Teng dan Im Tek Le.

“Sejarahnya panjang. Orang mengenangnya hingga sekarang. Bukan cuma dari dalam negeri, melainkan mancanegara,” ujar Tan Adi Pranata, yang saat ini masih menjabat Ketua Yayasan Vihara Dharma Bhakti, 26 Januari 2017.

Kebakaran 2015

Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Selasa (1/2/2022). Vihara Dharma Bhakti melakukan sembahyang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Selasa (1/2/2022). Vihara Dharma Bhakti melakukan sembahyang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.

Pada 2 Maret 2015 dini hari, Vihara Dharma Bhakti dilanda kebakaran hebat.

Kebakaran terjadi sekitar pukul 03.55 WIB. Api baru berhasil dipadamkan pada pukul 04.25 WIB usai mengerahkan 30 unit mobil pemadam.

Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran itu. Namun, diperkirkan kerugian materiil mencapai miliran rupiah.

Bagian belakang kelenteng habis dilalap api, penyangga kayu berbahan kayu jati di ruang sembahyang pun berubah warna menjadi hitam pekat.

Baca juga: Anies Berharap Perayaan Imlek Makin Mempererat Persaudaraan Antarwarga

Patung-patung pemujaan pun banyak yang ikut terbakar. Beruntung, patung Dewi Kwan Im yang berusia lebih kurang 300 tahun bisa diselamatkan.

Pada perayaan Imlek 2019, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin kawasan Vihara Dharma Bakti ditata.

Sebab, vihara tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga tujuan wisata.

"Tadi di dalam kita menemukan banyak turis yang dari penampilannya terlihat mereka dari dunia luar Jakarta, dari luar Indonesia. Jadi, kita berharap di tempat ini lebih rapi, lebih tertib," ujar Anies, 5 Februari 2019.

Baca juga: Kisah 7 Sumur di Vihara Gayatri Depok, Dipercaya Beri Kesembuhan hingga Bikin Enteng Jodoh

Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Selasa (1/2/2022). Vihara Dharma Bhakti melakukan sembahyang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Selasa (1/2/2022). Vihara Dharma Bhakti melakukan sembahyang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.

Dengan penataan yang lebih rapi, kata Anies, orang-orang yang datang ke Vihara Dharma Bhakti dan kawasan Petak Sembilan akan memiliki pengalaman berkesan.

"Sehingga mendatangi Vihara Dharma Bhakti ini menjadi pengalaman yang berkesan bagi semuanya, ya kegiatan keagamaan, pariwisata, sosial, ekonomi, semuanya terkumpul, termasuk budaya," kata dia.

Anies menyampaikan, Vihara Dharma Bhakti dan kawasan Petak Sembilan merupakan salah satu kawasan tertua di Jakarta. Dia menyebut kawasan itu harus dirawat bersama-sama.

Baca juga: Lelaki Tangguh pada Perayaan Imlek

"Kita harus rawat sama-sama, dan saya berharap tempat ini nantinya akan maju dan berkembang," ucap Anies.

Saat Kompas.com berkunjung ke lokasi pada Sabtu (29/1/2022), proses revitalisasi masih berlangsung.

Setidaknya, penataan masih dilakukan pada bagian belakang kelenteng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com