Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Pasien dengan Ketersediaan Tempat Tidur Tidak Sebanding, RLC Berlakukan Sistem "Waiting List"

Kompas.com - 08/02/2022, 21:18 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Jumlah pasien yang menjalani perawatan di isolasi terpusat Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Tangerang Selatan mengalami peningkatan. RLC mulai kewalahan menerima pasien.

Dari 300 tempat tidur yang tersedia, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RLC saat ini mencapai 88,6 persen.

"Data jumlah pasien hari ini di RLC 266 orang. BOR-nya 88,6 persen," ujar Ketua Koordinator Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Tangerang Selatan Suhara Manullang saat dihubungi, Selasa (8/2/2022).

Baca juga: RLC Kewalahan Hadapi Lonjakan Pasien Covid-19, BOR Capai 90,3 Persen

Adapun 266 pasien yang dirawat di RLC terdiri dari 127 laki-laki dan 139 perempuan.

Sebelumnya, pada Senin (7/2/2022) jumlah keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RLC sebanyak 271 atau 90,3 persen.

"Kewalahan betul. Kalau sudah transit itu berarti kan sudah kewalahan. Kalau sudah ada waiting list (daftar tunggu) itu berarti kan sudah kewalahan," jelasnya.

Baca juga: Saat Kasus Covid-19 di Tangsel Melonjak Drastis dan RLC Mulai Dipenuhi Pasien

Untuk mengantisipasi peningkatan tersebut, Suhara mengaku tidak keberatan jika sebagian pasien yang memungkinkan untuk menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.

"Kemudian bagi yang tidak mungkin isoman, silakan isoter (isolasi terpusat). Kami selalu memaksimalkan yang ada, kemudian memberlakukan waiting list," tutur Suhara.

Saat ini, kapasitas ketersediaan tempat tidur di RLC sebanyak 300. Ditambah dengan zona tiga sebanyak 36 tempat tidur. Sehingga totalnya sekitar 336 yang tersedia.

Jika jumlah pasien yang masuk melebihi kapasitas ketersediaan, maka pasien tersebut harus waiting list (daftar tunggu) terlebih dahulu di lokasi transit zona tiga.

Waiting list juga diberlakukan jika jumlah ketersediaan kasur untuk pasien perempuan sudah penuh. Akan tetapi, pasien perempuan yang masuk ke RLC bertambah lagi.

Baca juga: 192 Pasien Dirawat di Rumah Lawan Covid-19 Tangsel

"Untuk waiting list hari ini ada 10 orang. Intinya untuk waiting list ini terjadi karena antara pasien dengan kapasitas tidak sebanding. Tapi sulit untuk mematok angkanya karna setiap hari ada pasien yang keluar-masuk," pungkas Suhara.

Lalu pasien tersebut akan dipindahkan ke zona satu atau dua bagi yang gejala ringan atau orang tanpa gejala (OTG). Pasien bisa masuk, setelah ada yang dipulangkan keesokan harinya.

"Jadi zona tiga itu kamar berupa tenda untuk transit. Tadi kalau ada yang daftar tunggu masuk ke situ dulu. Pasien ini kan yang dateng beberapa kemungkinan ada yang tanpa gejala, ringan, dan sedang. Bisa ke RLC dulu, nanti kalau orang tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan masuk ke RLC zona 1 dan 2," ungkap Suhara.

Akan tetapi, zona tiga juga berlaku untuk pasien dengan gejala sedang hingga berat untuk transit terlebih dahulu.

Sementara, pihak RLC akan berkoordinasi dengan dinas kesehatan dengan Public Safety Center (PSC) atau Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu 119 untuk menyiapkan pasien ke rumah sakit rujukan.

Suhara mengatakan, mekanisme daftar tunggu dibuat agar masyarakat tetap dapat ditangani di tengah keterbatasan ketersediaan tempat tidur yang tersedia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com