Dugaan lain yang disampaikan Asep yakni soal narapidana menarik iuran atau pungutan dari napi lainnya.
Namun, ia mengaku tak mengetahui lebih rinci terkait hal tersebut di Lapas Kelas I Tangerang.
"Kalau pun umpamanya mungkin ada oknum-oknum di antara mereka (narapidana) ingin menambah menu makan, jajan, segala macam, itu kami tidak tahu," kata Asep.
Asep menyebutkan, dugaan adanya iuran di Lapas Kelas I Tangerang muncul lantaran ia kerap menemukan praktik serupa di lapas lain.
"Ada iuran-iuran mungkin di antara mereka, sering kali kami temukan di beberapa lapas seperti itu," ucap dia.
Asep meminta narapidana melapor jika ada praktik pungutan liar (pungli) yang terjadi di sana.
Sebagai kepala lapas yang baru menjabat, ia ingin memperbaiki hal yang harus dibenahi di lapas tersebut.
"Apalagi kami selaku pejabat baru di sini, tentu ingin memperbaiki yang kira-kira harus diperbaiki. Kalau masih ada pungli-pungli, sampaikan saja," ujar Asep.
"Mumpung kami masih baru-baru. Mumpung kami masih belum tahu banyak hal yang terjadi, tapi tentu kami berniat dari awal mari sama-sama mengubah situasi ini," sambung dia.
Sebagai informasi, Asep mulai menjabat sebagai Kepala Lapas Kelas I Tangerang pada 8 Desember 2021 atau dua bulan lalu.
Saat kebakaran terjadi atau saat Ryan masih menghuni Blok C2 pada 8 September 2021, Kepala Lapas Kelas I Tangerang dijabat oleh Viktor Teguh.
Baca juga: Pengakuan Napi Lapas Tangerang, Bayar Rp 5.000 Per Minggu untuk Tidur di Aula, Rp 2 Juta di Kamar
Viktor lalu dinonaktifkan sebagai kalapas pada 17 September 2021 dan digantikan oleh Nirhono Jatmokoadi.
Masih menjabat sebagai Plh Kalapas Kelas I Tangerang, Nirhono dicopot setelah salah satu narapidana di sana kabur.
Nirhono dicopot pada 15 Desember 2021 dan digantikan oleh Asep.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.