Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

One Way Jalan Daan Mogot Dikeluhkan Warga, Dishub Tangerang: Kita Evaluasi Sebulan Ini

Kompas.com - 21/02/2022, 15:14 WIB
Muhammad Naufal,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Penerapan sistem jalur satu arah atau one way di Jalan Daan Mogot, Tangerang, telah menimbulkan kemacetan di sejumlah ruas jalan lain di sekitar Jalan Daan Mogot.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang pun mengatakan akan melakukan evaluasi setelah kebijakan one way diterapkan selama satu bulan di Jalan Daan Mogot.

Sebelumnya diberitakan, banyak pengendara justru terjebak kemacetan di sekitar Jalan Daan Mogot pada Senin (21/2/2022) tak lama setelah kebijakan one way diuji coba. Banyak pihak kemudian mengeluhkan penerapan sistem one way tersebut.

Kepala Dishub Kota Tangerang Wahyudi Iskandar menyebut, pihaknya merima kritikan dari para pengendara kendaraan bermotor berkait penerapan sistem one way itu.

"Saran dan masukan itu tetap kita terima karena sebetulnya kita coba simulasi selama sebulan ini," ujarnya saat ditemui, Senin.

Baca juga: Jalan Daan Mogot Tangerang Terapkan One Way, Kemacetan Panjang Terjadi di Jalur Lain

Menurut Wahyudi, dalam rangka mengurai kemacetan, bisa jadi ada rekayasa lalu lintas lain yang akan diterapkan di sekitar Jalan Daan Mogot.

"Artinya terus kita evaluasi sebulan ini. Tidak menutup kemungkinan ada modeling yang diubah atau seperti apa, itu tidak ada masalah karena namanya itu uji coba semua sambil berjalan," papar Wahyudi

Dia menambahkan, Dishub Kota Tangerang tak ingin kemacetan justru terjadi di sekitar jalan Daan Mogot.

Sebab, tujuan utama penerapan sistem one way adalah untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di Jalan Daan Mogot.

"Dalam satu bulan (masa uji coba), tentunya kita ingin melihat kondisi apakah persoalan macetnya bisa selesai atau tidak," ujarnya.

Baca juga: One Way di Jalan Daan Mogot Timbulkan Kemacetan, Dishub: Volume Kendaraan Meningkat

"Jangan sampai penyelesaian kemacetan di jalan Daan Mogot ini menimbulkan antrean kendaraan di akses pengalihannya, (seperti) di Jalan Bouraq," sambung dia.

Sejumlah pengendara menilai bahwa sistem baru tersebut justru merepotkan.

"Bingung lah, ngeselin lah ini jelas. Kan banyak yang ditutup, jadi enggak jelas banget," ujar pengendara motor bernama Agus (53), saat ditemui di jalan Daan Mogot, Senin.

"Enggak tahu maksudnya apa ini," sambung dia.

Hal senada turut dirasakan sopir truk bernama Rama (30).

"Ibaratnya, biasanya lancar, sekarang macet. Biasanya lurus enggak kena macet," ujarnya saat ditemui di jembatan TMP Taruna.

Baca juga: One Way di Jalan Daan Mogot, Pengendara Mengeluh Dialihkan ke Jalur Lain: Biasanya Lancar, Sekarang Macet

Rama hendak menuju ke Jalan Daan Mogot dari Jalan Raya Pantura. Dia berniat mengantarkan barang ke Jakarta.

Dia menilai, Jalan Daan Mogot seharusnya tetap menerapkan sistem dua arah.

"Enakan yang dulu," sebut Rama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com