Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Tahu Tempe Mogok Kerja, Wakil Wali Kota Bogor Minta Masyarakat Cari Alternatif Pangan Lain

Kompas.com - 21/02/2022, 17:19 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim meminta masyarakat bersabar atas langkanya ketersediaan tahu dan tempe di pasaran.

Menurut Dedie, ada cara lain yang bisa digunakan masyarakat untuk mengatasi kelangkaan tahu tempe ini yakni dengan mengubah komponen makanan yang dikonsumsi.

Masyarakat bisa mengganti tahu dan tempe dengan makanan yang memiliki sumber protein nabati lainnya.

Baca juga: Jika Harga Kedelai Tak Kunjung Turun, Perajin Ancam Naikkan Harga Tempe Pekan Ini

"Jadi kalau masyarakat membutuhkan protein nabati hal itu bisa diperoleh dari sumber-sumber protein nabati yang lain," ucap Dedie, Senin (21/2/2022).

Dedie mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sebenarnya sudah mendapatkan informasi dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengenai harga kedelai yang masih tinggi di pasaran saat ini.

Dedie mengungkapkan, tingginya harga bahan baku tahu tempe itu terjadi karena dua hal. Pertama, terjadi persoalan karena sistem distribusi antarnegara terkait kontainer dan pelabuhan.

Kedua, terjadi perubahan masa tanam di Amerika Serikat sehingga mengakibatkan mundurnya masa panen.

"Jadi pada prinsipnya tentu hal ini tidak bisa dikendalikan langsung oleh kita, karena ini semua semata-mata ketergantungan kita kepada pihak importir," ungkap dia.

Baca juga: Dilema Produsen Naikkan Harga Jual Tempe ke Pedagang: Kalau dari Kami Sudah Mahal, Mereka Jualnya Berapa...

"Kami juga berharap ke depan, kedelai lokal juga bisa dibudidayakan sehingga hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi," sambung Dedie.

Sementara itu, sejumlah perajin tahu tempe di  wilayah Jabodetabek melakukan aksi mogok kerja sebagai bentuk protes terhadap tingginya harga kedelai yang menembus hingga Rp 12.000 per kilogram.

Sekitar 100 produsen tahu tempe yang tergabung dalam Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Kota Bogor sepakat melakukan aksi mogoknya terhitung mulai hari Senin (21/2/2022) hingga tiga hari ke depan.

Anggota Puskopti Kota Bogor Suptiadi menuturkan, seruan aksi mogok produksi tersebut merupakan instruksi dari Puskopti Jawa Barat.

Suptiadi mengungkapkan, alasan mogok produksi itu karena ada kenaikkan harga kedelai yang terus menerus tidak terkendali.

Baca juga: Harga Kedelai Meroket, Produsen Tempe: Kalau Naik Lagi, Kami Gelar Aksi di Jalan

Bahkan, sambung Suptiadi, ada beberapa pengerajin yang sudah menghentikan sementara produksi tahu tempe sejak beberapa hari lalu.

“Suratnya imbauannya datang minggu lalu dan sudah diedarkan kepada para pengrajin tahu tempe di Kota Bogor. Intinya, kita mendukung mogok produksi selama tiga hari mulai Senin ini,” sebut Suptiadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com