Beberapa di antaranya adalah persediaan sabun cuci tangan di setiap wastafel, alat pengecekan suhu tubuh, barcode aplikasi PeduliLindungi, dan lainnya.
Pihak sekolah juga menyiapkan ruang observasi bagi murid yang menunjukkan gejala Covid-19 saat mengikuti PTM terbatas.
"Di lapangan ada wastafel memiliki sabun, pengukur suhu badan dan barcode PeduliLindungi," tutur Mulyono.
"Ada juga ruang observasi yang sifatnya hanya mengamankan sementara, selanjutnya penanganannya ada di medis, di puskesmas," sambung dia.
Menurut Mulyono, pihak SMPN 1 Tangerang telah menyosialisasikan penerapan PTM terbatas kepada orangtua siswa.
Para orangtua siswa, lanjut Mulyono, memberi respons yang positif terhadap penerapan PTM terbatas ini.
"Sebetulnya mereka (orangtua siswa) senang ya karena anak-anak sudah terlalu lama di rumah. Termasuk anak juga responsnya luar biasa," papar dia.
Baca juga: Terapkan Metode Hybrid, Murid SMPN 1 Tangerang PTM dan PJJ Bersamaan
Dalam kesempatan itu, Mulyono mengungkapkan, pihaknya mulai menerapkan metode belajar secara hybrid, yakni menggabungkan PTM dan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Pada penerapannya, 50 persen siswa mengikuti PTM dan sisanya mengikuti secara daring dari rumah.
Dengan demikian, murid di sekolah dan di rumah menerima materi belajar yang sama serta pada jam yang sama.
"Kita melakukan hybrid. Jadi pada saat kita PTM langsung, sisa 50 persen siswa juga mengikuti proses pembelajaran bersamaan di rumah," papar Mulyono.
"Jadi dua-duanya berjalan," sambungnya.
Dia menyebutkan, sebanyak 162 murid kelas 9 mengikuti PTM terbatas pada Senin ini dan sisanya mengikuti PJJ dari rumah.
Kemudian, murid kelas 9 yang mengikuti PTM pada Selasa besok merupakan murid yang mengikuti PJJ pada Senin.
"Murid yang besok PTM itu anak yang beda tapi kelas 9 juga. Yang hari ini hybrid di rumah itu besok masuk," tutur Mulyono.
Baca juga: Guru SMPN 1 Tangerang Lebih Senang PTM daripada PJJ, Emosinya Lebih Terasa
Solehatun, guru agama di SMPN 1 Tangerang berpandangan, PTM memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan PJJ.
Dia menilai, guru bisa lebih berinteraksi secara sosial dengan murid-muridnya. Menurut Solehatun, kedekatan emosional yang terjadi antara guru dan murid saat PTM dapat meningkatkan motivasi belajar.
"Kalau PTM, kita bisa interaksi secara kejiwaan, secara sikap, kita bisa melihat langsung. Tapi kalau PJJ, kita memang tidak bisa, itu tidak bisa kita raih," ungkapnya.
"Tapi kalau soal materi, PJJ dan PTM sama, kita sama-sama bisa sampaikan (materi)," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.