JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membawa tanah dari Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, untuk diserahkan kepada Presiden Joko Widodo dalam rangka peresmian pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru.
Acara tersebut berlangsung di ttik nol IKN di Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur, pada hari ini, Senin (14/3/2022).
Dalam sebuah tayangan video, ibu-ibu dari Kampung Akuarium mencangkul tanah dari tempat tinggal mereka untuk dibawa Anies ke titik nol IKN.
Baca juga: Ini Kisah Kampung Akuarium yang Tanahnya Dibawa Anies ke IKN
Anies menjelaskan, pemilihan tanah Kampung Akuarium melambangkan Republik Indonesia digagas oleh kaum terdidik dan diperjuangkan oleh semua rakyat Indonesia.
"Republik ini memang digagas oleh kaum terdidik, tapi diperjuangkan dan dipertahankan oleh semua, termasuk oleh rakyat kebanyakan, yang cucuran keringatnya sering tak ditulis dalam buku-buku sejarah," kata Anies dalam akun facebook resminya, Minggu (13/3/2022).
Anies mengatakan, tanah dari Kampung Akuarium menghadirkan harapan pembangunan kota yang jadi ibu kota baru tersebut tidak memarjinalkan rakyat kecil. Menurut Anies, rakyat kecil justru yang paling nyata memberikan kemajuan dan kebahagian untuk Indonesia.
"Kembalinya kehidupan masyarakat di Kampung Aquarium menjadi simbol atas kembalinya kita kepada cita-cita dasar pendirian republik ini, yaitu untuk melindungi setiap tumpah darah dan untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ucap dia.
Adapun Kampung Akuarium memiliki sejarah tersendiri bagi Anies dan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Di era Ahok, terjadi penggusuran di Kampung Akuarium. Kampung Susun Akuarium yang dulunya bernama Kampung Akuarium digusur Ahok pada 11 April 2016.
Baca juga: Harapan Anies Bawa Tanah Kampung Akuarium ke IKN: Pembangunan Tak Marginalkan Rakyat Kecil
Penggusuran dilakukan karena Ahok ingin membangun sheetpile di tempat berdirinya bangunan warga di samping Museum Bahari dan Pasar Ikan. Tanggul juga harus dibangun untuk mencegah air laut masuk.
Selain itu, Ahok berencana merestorasi benteng peninggalan zaman Belanda yang ditemukan tenggelam di dekat permukiman warga Kampung Akuarium. Benteng tersebut ditemukan dalam proses pengurukan seusai penertiban.
Penemuan cagar budaya di sana pun semakin menguatkan rencana relokasi warga di Kampung Akuarium.
Namun di era kepemimpinan Anies, Pemprov DKI kembali membangun kampung tersebut dan mengizinkan warga kembali menempatinya. Pemprov DKI dan warga Kampung Akuarium sepakat membangun selter di lahan bekas gusuran. Selter merupakan tempat penampungan sementara yang dibuat untuk warga.
Baca juga: Anies Pilih Tanah Kampung Akuarium untuk Dibawa ke IKN Nusantara
Setelah membangun selter, Anies berjanji untuk segera membangun kembali permukiman warga. Anies juga menerbitkan Keputusan Gubernur Nomor 878 Tahun 2018 tentang Gugus Tugas Pelaksanaan Penataan Kampung dan Masyarakat.
Pembangunan tiga blok selter untuk warga Kampung Akuarium dilakukan pada Januari 2018. Pada April 2018, selter itu rampung dibangun. Selter memiliki luas 3,5x 6,5 meter persegi dan dibangun berbahan dasar tripleks pada bagian dinding, sedangkan tiang dan atap rumah menggunakan baja ringan.