Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Wayang Jakarta: Jadwal Buka, Tarif, Sejarah, dan Koleksi

Kompas.com - 19/03/2022, 00:30 WIB
Tari Oktaviani,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Museum Wayang merupakan salah satu museum yang paling populer di Jakarta. Letaknya berada di kawasan Kota Tua Jakarta. Segala sesuatu tentang wayang, mulai dari histori, jenis hingga edukasinya ada di sini.

Museum ini berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Pinangsia, Kota Tua, Jakarta Barat.

Museum Wayang buka mulai dari hari Selasa sampai Minggu, pukul 09.00 – 17.00 WIB. Pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 5.000 per orang. Untuk pelajar dikenakan tarif Rp 3.000. Sementara untuk anak-anak hanya dikenakan tarif Rp 2.000 per anak.

Tidak hanya melihat karya seni perwayangan, pengunjung juga bisa menyaksikan pergelaran Wayang yang dipandu oleh dalang profesional. Kegiatan itu diadakan di hari Minggu mulai jam 10.00 WIB. 

Baca juga: Rindu Si Unyil? Datang Saja ke Museum Wayang

Sejarah Museum Wayang

Melansir dari situs resmi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Museum Wayang mulanya merupakan gereja yang didirikan oleh kelompok kolonial Belanda VOC pada tahun 1640. Gedung ini kemudian diberi nama “de oude Hollandsche Kerk".

Pada tahun 1733 gereja tersebut mengalami perbaikan, dan namanya dirubah menjadi “de nieuwe Hollandsche Kerk".

Gedung ini kemudian beralih fungsi menjadi gudang milik perusahaan Geo Wehry & Co tahun 1912, sebelum kemudian pada 14 Agustus 1936 ditetapkan menjadi monumen. 

Kemudian gedung ini dibeli oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yaitu lembaga yang menangani penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan.

Baca juga: Benarkah Bangunan Museum Wayang Pernah Hancur akibat Letusan Tambora?

Sebelum menjadi museum wayang, gedung ini juga pernah dijadikan museum dengan nama "de oude Bataviasche Museum" atau museum Batavia Lama pada tahun 1937.

Selanjutnya pada tahun 1957 diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI) dan sejak itu nama museum diganti menjadi Museum Jakarta Lama.

LKI kemudian menyerahkan gedung ini kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan pada akhirnya pada tanggal 23 Juni 1968 oleh Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, gedung museum diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta.

Interior Gedung

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Museum Wayang (@wayangmuseum)

Bangunan Museum Wayang pertama kali dirancang oleh Ed Cuypers dan Hulswit, arsitektur kolonial Belanda di Indonesia.

Dilansir dari situs Sistem Registrasi Cagar Budaya, gedung ini dibuat bergaya Eropa tertutup dan Neo-Renaisans.

Bangunan Museum yang terdiri dari dua lantai ini memiliki denah persegi panjang, atap perisai memanjang, dan dinding bata yang dilapisi spesi dan dicat.

Wajah bangunan ini pada dasarnya terdiri dari dinding kayu dengan dengan bukaan-bukaan jendela dan pintu. Pada dinding fasade terdapat ornamen bergaya art deco.

Pintu masuk museum ini terdiri dari dua pintu yang bersebelahan. Bentuknya berupa konstruksi dinding berbentuk segitiga atau setengah yang kerap disebut tympanum. Selain itu di atasnya juga terdapat kanopi.

Apa Saja yang ada di Museum Wayang?

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Museum Wayang (@wayangmuseum)

Museum Wayang sedikitnya mengoleksi lebih dari 4.000 buah wayang yang terdiri dari wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan.

Selain dari Indonesia, di museum ini juga terdapat mayang asal mancanegara.

Di lantai dasar, pengunjung bisa menemukan jenis wayang asal Indonesia seperti Wayang Orang dan Ondel-Ondel misalnya.

Selain itu di lantai satu juga terdapat makam Jan Pieterszoon Coen yang merupakan Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang keempat dan keenam.

Sementara itu di lantai dua, pengunjung akan menjumpai boneka tradisional dari berbagai negara seperti boneka dari Inggris, boneka Rusia, boneka pasangan Polski, boneka Thailand, dll.

Baca juga: Museum Kota Lama Semarang Dibuka, Tiket Masuknya Masih Gratis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com