Dia mengatakan, pihaknya tidak menuntut banyak dan hanya menginginkan aktivitas sekolah bisa kembali aman dan nyaman tanpa gangguan lingkungan yang diam-diam menggerogoti kesehatan guru dan murid.
"Jadi aktivitas kami jelas-jelas terganggu bahkan murid kami ada yang sampai kena mata. Enggak tahu debunya debu apa, tapi kalau debu biasa, kok parah dan fatal banget. Sementara ini yang kami alami agak batuk, sesak, pedih di mata, pusing," kata dia.
Area sekolah yang tercemar debu batu bara itu juga menyebabkan seorang murid SDN 05 Marunda mengalami kerusakan mata.
Akibatnya, siswa tersebut menjalani operasi untuk mengganti kornea matanya.
"Siswa kami akan mengalami kebutaan bahkan ganti kornea," kata Purwatiningsih.
Dia mengaku tidak mengetahui debu apa yang masuk ke mata sang murid.
Baca juga: Rusun Marunda Sudah Sebulan Tercemar Debu Batu Bara, Warga: Tiap Menyapu, Debunya Banyak, Hitam...
Namun, dia menduga bukan debu biasa karena dampak yang ditunjukkan sangat parah dan fatal.
Menurut dia, murid yang terkena paparan debu tersebut juga tiba-tiba memiliki penyakit asma, padahal sebelumnya sehat.
Penyakit asma itu menggagalkan operasi mata kedua yang harus dilalui murid tersebut.
"Operasi kedua pengambilan benang karena kendur dan itu gagal karena dia punya asma, padahal selama ini tidak punya asma," ujar Purwatiningsih.
Purwatiningsih mengatakan, pihaknya pernah mengeluhkan polusi debu batu bara milik PT KCN, tetapi tidak diindahkan.
Keluhan tersebut disampaikan pihak sekolah bersama warga Rusun Marunda yang juga merasa terganggu oleh pencemaran itu.
"Kami pernah mengajukan tapi tidak pernah diindahkan," kata Purwatiningsih.
Baca juga: Sekolah Tercemar Debu Batu Bara, Siswa SDN 05 Marunda Alami Kerusakan Mata hingga Ganti Kornea
Purwatiningsih mengatakan, pihaknya menyampaikan keluhan bersama warga Marunda karena sekolah tersebut merupakan bagian dari Rusun Marunda.
Pasalnya, sekolah satu atap itu berdiri di atas tanah rusun dan bangunannya merupakan milik pemerintah.
"Kami dari tiga sekolah ini pernah sekadar mengimbau, tapi waktu itu belum ada ini (lokasinya yang dekat). Kok ke sininya makin parah. Kebetulan dari warga rusun ada ajukan komplain, kami ikut," kata dia.
Warga Rusun Marunda, Jakarta Utara, mengaku khawatir dengan paparan debu batu bara akibat aktivitas PT KCN yang muncul di tempat tinggalnya.
Seorang warga bernama Yuliana (26) mengatakan, setiap kali menyapu rumahnya yang ada di Blok C, dia selalu menemukan debu-debu berwarna hitam.
"Kena (paparan debu batu bara). Banyak, kalau nyapu debunya banyak, pada hitam," kata Yuliana.