Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kecelakaan Pemotor di Jalan Limo, PT TLKJ Normalisasi Drainase hingga Pasang Marka Penggaduh di Jalan

Kompas.com - 28/03/2022, 22:45 WIB
M Chaerul Halim,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Direktur Operasi PT Translingkar Kita Jaya (TLKJ), Alfiandra membantah puluhan pengendara motor kecelakaan di jalan Limo, Depok pada Kamis (24/3/2022) akibat ceceran tanah dari proyek tol.

Pasalnya, ketika menindaklanjuti adanya laporan itu, diketahui penyebabnya merupakan meluapnya drainase di jalan tersebut.

"Sebenarnya kalau dari data yang kami kumpulkan sampai dengan saat ini, penyebabnya adalah drainase," kata Alfiandra kepada Kompas.com, Senin (28/3/2022).

Baca juga: Pengelola Bantah Ceceran Tanah Proyek Tol Cijago Sebabkan Kecelakaan Pemotor di Limo Depok

Alfiandra berujar, di sisi Jalan Limo rupanya terjadi pengendapan tanah yang sudah bertahun-tahun. Sehingga ketika hujan turun, air yang berada di dalam drainase tersebut meluap ke jalanan.

"Drainasenya memang full dan tertutup oleh tanah yang disebabkan kondisi jalan Limo Raya berada di bawah elevasi tanah di kiri kanannya," tutur dia.

Menurut dia, insiden jatuhnya beberapa pengendara motor di jalan Limo disebabkan luapan air dan tanah dari drainase yang sudah sekian lama tertutup.

"Inilah yang sebetulnya menjadi pengendara motor yang kemarin jatuh karena diperkirakan, mereka (pengendara) kaget. Ketika hujan besar air akan melimpah ke jalanan karena saluran sudah tertutup," ucap Alfiandra.

Baca juga: 30 Pemotor Jatuh karena Jalanan Licin di Limo Depok, Diduga Terpeleset Ceceran Tanah Proyek Tol

Normalisasi drainase di sepanjang Jalan Limo Raya

Meski begitu, pihak PT TLKJ melakukan normalisasi drainase sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat yang melintasi daerah kawasan proyek.

"Kami juga sudah mencoba membantu dengan menormalisasi saluran di sepanjang jalan Limo Raya. Sudah kami keruk lagi sehingga kami harapkan air bisa mengalir," ujar Alfiandra.

Untuk diketahui, upaya normalisasi saluran dilakukan dengan cara pengerukan di sepanjang jalan Limo Raya. Alfiandra mengatakan, proses pengerukan tersebut saat ini hampir mencapai 200 meter.

"Ini mungkin sudah hampir 200 meter tinggal sekitar 15 meter lagi (yang belum dilakukan pengerukan). Nanti itu juga kami akan kerjakan. Kalo 15 meter sudah kami normalisasi lagi, mudah-mudahan air bisa lancar," ujar Alfiandra.

Endapan tanah dari hasil kerukan itu, lanjut Alfiandra, telah dikumpulkan dan ditata pada setiap sisi saluran air di sepanjang jalan tersebut.

Baca juga: 3 Pemotor Dibawa ke RS karena Jatuh di Jalan Licin di Limo Depok, Ada yang Patah Tulang

Hal itu dilakukan sebagai langkah pencegahan terjadinya kecelakaan.

"Tapi kami menunjukan bahwa di lingkungan ini, kami punya itikad baik untuk membantu mengurangi dampaknya (meminimalisir kecelakaan)," ujar dia.

Pemasangan lampu dan marka penggaduh di Jalan Limo raya

Selain melakukan pengerukan pada drainase, pihak PT TLKJ juga mengantisipasi terulangnya kecelakaan di lokasi tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com