DEPOK, KOMPAS.com - Dari razia yang menjaring 23 orang di Depok, ditemukan alat bukti berupa percakapan terkait prostitusi di aplikasi Mi Chat dan alat kontrasepsi.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok, Lienda Ratnanurdianny menuturkan, pihaknya menemukan bukti chatting transaksi prostitusi online dari telepon genggam orang yang terjaring.
"Ada yang (prostitusi) online (dari 23 orang yg diamankan) yang kami temukan berpasangan itu ada bukti awal, mereka melakukan transaksi secara online," kata Lienda dalam keterangannya, Jumat.
Baca juga: 23 Orang Terjaring Razia di Depok, Diduga Terlibat Prostitusi Online
Selain bukti transaksi online, tim gabungan dari Satpol PP, TNI dan Polri juga menemukan barang bukti lainnya berupa alat kontrasepsi.
"Barang bukti sementara, itu memang dilihat dari percakapan Mi Chat, kemudian juga ada beberapa alat kontrasepsi yang ditemukan," ujar Lienda.
Dia menambahkan, 23 orang yang diamankan bukan berasal dari Depok. Hanya saja, dia enggan membuka informasi itu secara rinci.
"Kebetulan yang saya tanya tadi, bukan warga Depok. Perlu disebutkan darimananya? Intinya dari luar Depok," ucap Lienda.
Lienda menjelaskan, mereka yang terjaring razia pekat akan didata terlebih dahulu.
Setelah itu, nantinya akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial ataupun Dinas Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAMPK) untuk menindaklanjuti pembinaan tersebut.
"Untuk selanjutnya, kami melakukan pendataan. Kalau misalnya nanti ditemukan ada yang dibawah umur nanti akan diinformasikan ke DPAMPK," terang Lienda.
"Sedangkan, kalau ditemukan sudah dewasa akan dilakukan asesmen oleh Dinsos. Saat ini belum saya temukan, karena masih dalam proses pemeriksaan," lanjut dia.
Sebelumnya diberitakan, Mereka yang terjaring berasal dari dua tempat berbeda, yakni apartemen berlokasi di Grand Depok City dan tempat penginapan di jalan Raya Bogor, Cimanggis.
Dalam target operasi pertama, Lienda mengungkapkan tim gabungan berhasil menjaring sembilan orang yang ditemukan dalam satu ruangan tertutup.
Baca juga: Polisi Pastikan Dea OnlyFans Tak Terlibat Prostitusi Online
Kemudian, 14 orang ditangkap di lokasi kedua.
"Target pertama, itu ada 5 orang perempuan dan 4 laki-laki, itu mereka berpasangan ditemukan sedang dalam satu ruangan tertutup," tutur Lienda.
"Target kedua, itu ada 14 perempuan yang diduga berpotensi melakukan tindakan prostitusi, jadi total semuanya 23 orang," kata dia.
Lienda mengaku, dua lokasi tersebut telah menjadi target razia lantaran ditemukan dugaan praktik prostitusi.
"Dari dua tempat, dari dua titik lokasi target sasaran yang sudah kita pelajari ada kaitan dengan potensi adanya pelanggaran tersebut," pungkas Lienda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.