Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pertamax Naik, Pedagang Eceran di Koja Terpaksa Hanya Jual Pertalite

Kompas.com - 04/04/2022, 14:01 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para penjual bensin eceran terdampak kenaikan harga Pertamax yang ditetapkan pemerintah belum lama ini.

Salah satunya dialami Tauhid (56), penjual bensin eceran di depan Pasar Rawa Badak, Jalan Anggrek, Koja, Jakarta Utara.

Akibat kenaikan harga tersebut, Tauhid terpaksa berhenti menjual Pertamax dan hanya menjual Pertalite.

"Pertamax dulu waktu Rp 9.000 saya jual Rp 11.000. Berhubung naik harga Pertamax Rp 12.500, saya tidak belanja Pertamax lagi. Untuk sementara, saya jual Pertalite. Saya mau jual berapa (kalau tetap jual Pertamax)," ujar Tauhid saat ditemui, Senin (4/4/2022).

Baca juga: Harga Pertamax Naik, Warga Bekasi: Bikin Boros, Jadi Dioplos dengan Pertalite

Tauhid belum berani menjual Pertamax karena harganya yang mahal. Terlebih lagi, modal untuk menjual bensin tersebut seluruhnya dari kantong sendiri.

"Saya jual Pertalite ini sejak Pertamax naik, antara 5-6 harilah. Pikir-pikir mau jual (Pertamax) berapa, kalau Rp 15.000 per botol kayaknya gimana. Saya masih pikir-pikir, tapi ada yang jual Rp 15.000-an," kata dia.

Tauhid mengatakan, dia akan kembali menjual Pertamax apabila para pelanggan mendukungnya.

Apalagi beberapa pelanggannya merupakan para pedagang pasar yang biasanya menggunakan bahan bakar untuk mesin penggilingan kelapa, bumbu, dan lainnya.

"Karena susahnya belanja uang cost-nya saja sudah ketahuan, belum transport-nya. Kalau sehari terjual dua jeriken lumayan, satu jerigen kadang tidak habis," kata dia.

Baca juga: Kekuasaan M Taufik di Gerindra DKI yang Pelan-Pelan Digembosi...

Meskipun demikian, pilihannya untuk hanya menjual Pertalite masih menguntungkan meski tak seberapa.

Tauhid hanya mendapatkan untung Rp 40.000 dari penjualan satu jeriken Pertalite.

"Karena saya ini (jual bensin) cuma sampingan, saya juga jual es balokan. Kalo cuma jual ini (bensin) doang berat, enggak mencukupi kebutuhan, untuk makan aja enggak cukup," ujar Tauhid yang sudah berjualan sekitar 10 tahun itu.

Sementara itu, Siswo (55) sejak tujuh bulan lalu hanya menjual bensin eceran jenis Pertalite di Jalan Sindang, Koja, Jakarta Utara. Oleh karena itu, kenaikan Pertamax tidak mempengaruhi penjualannya.

Baca juga: Hotman Paris Dilaporkan ke Polisi karena Konten Asusila, Pelapor: Fotonya Makin Menjadi-Jadi

Harga per botol Pertalite yang dijual Siswo yakni Rp 10.000, sesuai instruksi dari bosnya.

"Saya enggak naikin Pertalite karena di sini saya sudah banyak langganan. Kalau kata bos naikin, naikin. Saya cuma nungguin aja," kata Siswo.

Setiap harinya, Siswo menjual 40 botol Pertalite. Namun, jika sedang ramai, Siswo bisa menjual 60 botol.

Dari setiap botol Pertalite yang dijual, Siswo mendapatkan Rp 1.000 untuk pendapatannya.

"Kalau sekarang agak menurun (pembelinya) karena ada pemberitaan naik dan penjual eceran juga sudah banyak," ucap Siswo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com