Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Pecahnya Kericuhan saat Demo Mahasiswa 11 April di Depan Gedung DPR...

Kompas.com - 12/04/2022, 10:38 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi unjuk rasa pada Senin (11/4/2022).

Rencana awalnya, aksi bakal digelar di kawasan Patung Kuda menuju Istana Kepresidenan, Jakarta. Namun, kemudian aksi tersebut bergeser ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senayan, Jakarta.

Baca juga: Mereka yang Diamankan Terkait Demo 11 April, dari Pelajar hingga Pria yang Panjat Pancuran Kolam Patung Kuda

Massa mahasiswa tiba di depan gerbang DPR RI di Jalan Gatot Subroto sekitar pukul 13.51 WIB.

Kedatangan mereka sudah lebih dulu disambut oleh massa non-mahasiswa yang tak diketahui identitasnya.

Di antara massa non-mahasiswa itu, terlihat sejumlah orang memakai atribut ojek online, sedangkan sejumlah orang lainnya terdiri dari ibu-ibu yang berteriak-teriak.

Jumlah mereka hampir sama banyaknya dengan mahasiswa.

Sekitar pukul 14.18 WIB, di tengah orasi massa BEM SI, datang segerombolan massa mengatasnamakan pelajar STM.

Baca juga: Anggota Ditlantas Polda Metro AKP Rudi Dikeroyok Saat Evakuasi Mobil Terjebak Demo di Depan DPR

Tidak lama setelah tiga kelompok massa itu bergabung, sekira pukul 14.34 WIB, massa mulai berupaya mendobrak gerbang Gedung DPR.

"Masuk, masuk, masuk!" seru massa saat itu.

Di saat itu pula, puluhan botol dan benda-benda lainnya berterbangan ke arah pintu gerbang. Suasana mulai tidak kondusif.

3 perwakilan DPR dan Kapolri temui massa

Orasi dan sejumlah beberapa dorongan anarkis dari provokator terus terdengar di sepanjang aksi. Massa mahasiswa terlihat cukup baik menahan diri.

Hingga akhirnya, sekitar pukul 15.07 WIB, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo serta Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, Sumi Dasco, dan Lodewijk, datang menemui massa aksi.

Di atas mobil komando massa aksi, Dasco menjanjikan akan menyampaikan aspirasi massa aksi BEM SI ke meja diskusi DPR RI.

"Terkait tuntutan lain yang disampaikan kepada DPR, kami berkomitmen menyampaikan ke pemerintah. Tentang delapan tuntutan mahasiswa akan kami sampaikan kepada pemerintah dalam waktu secepat-cepatnya," jelas Dasco.

Baca juga: Kronologi Pengeroyokan AKP Rudi Saat Evakuasi Mobil Terjebak Demo di Depan DPR

Terkait tuntutan massa yang menolak penundaan Pemilihan Umum, Dasco menyatakan, DPR dan MPR sudah memastikan tidak akan menunda hal tersebut.

Kerusuhan dimulai

Pukul 15.27 WIB, para Wakil Ketua DPR dan Kapolri Sigit, turun dari mobil komando dan kembali masuk ke area kompleks parlemen yang steril dari massa aksi.

Di saat itu keempatnya berjalan ke arah timur, dorongan massa terlihat bergerak mengikuti keempatnya yang dibarikade pengamanan polisi dua lapis.

Namun, seiring masuknya empat petinggi itu, petugas berseragam juga tak lagi terlihat ada di tengah massa aksi.

Kerusuhan pun dimulai. Aksi dorong dan lempar botol air terlihat datang dari sisi-sisi terluar massa, khususnya dari sisi barat, massa non-mahasiswa.

Tak berapa lama, terlihat massa mahasiswa dipaksa menarik diri ke arah barat, termasuk mobil komando.

Baca juga: Alasan Ade Armando ke Lokasi Demo hingga Berujung Dikeroyok Massa

Pukul 15.33 WIB, area depan gerbang DPR RI pun sudah dikuasai oleh massa non-mahasiwa. Terlihat sejumlah orang bercelana seragam sekolah dan bapak-bapak, melemparkan suatu benda ke arah dalam kompleks.

Ade Armando dikeroyok

Kericuhan terus terjadi, sebuah ban dibakar di salah satu gerbang. Di saat itu, Kompas.com melihat ada segerombolan orang yang sedang bertengkar di dekat jalan.

Saat didatangi, terlihat Ade Armando dalam keadaan memprihatikan. Ia terkapar tak berdaya di aspal. Wajahnya berdarah.

Pakaiannya sudah dilucuti. Dia hanya memakai celana dalam yang hampir terlepas dan baju yang sedikit robek.

Meski sudah tak berdaya, Ade Armando terlihat masih diinjak sejumlah orang.

Di saat yang bersamaan, beberapa orang menghalau orang-orang yang mengeroyok Ade Armando. Perkelahian antar mereka pun terjadi.

Baca juga: Ade Armando Hadiri Demo Mahasiswa di Depan Gedung DPR untuk Bikin Konten YouTube

Tidak terlihat satu pun petugas berseragam di sekitar kejadian.

Saat Kompas.com menemui petugas berseragam di dekat pintu posko untuk mengabari adanya korban, petugas itu mengangguk dan mengatakan tengah mempersiapkan pasukan.

Tak berapa lama, polisi keluar dari posko dan menuju lokasi korban. Wakapolres Jakarta Pusat AKBP Setyo Koes Heryatno dan Kapolsek Tanah Abang Kompol Haris Kurniawan tiba bersama belasan pasukan Sabhara.

Kemudian, Ade dipapah oleh Setyo dan Haris ke dalam posko pengamanan di dalam kompleks parlemen.

Saat itu, beberapa polisi diserang oleh massa yang mengenakan pakaian bebas, massa non-mahasiswa. Akibatnya, enam polisi mengalami luka-luka.

Baca juga: 92 Remaja yang Mau Ikut-ikutan Demo Masih Diperiksa, Kini Diinapkan di Mapolres Tangerang

"Pada saat anggota kami melakukan evakuasi, massa non-mahasiswa bertambah beringas, menyerang anggota, hingga terluka," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran di Gedung DPR, Senin malam.

Di saat yang bersamaan, gas air mata ditembakkan. Massa membalas dengan melemparkan botol-botol air mineral dan benda-benda lainnya ke udara.

Massa pun mundur, terpecah. Sebagian besar terlihat mengarah ke timur sembari mengolesi pipi dengan pasta gigi.

Massa dipukul mundur

Sekitar 16.00 WIB, massa yang berlari ke arah timur, terdorong hingga ke kolong jalan layang, pertigaan Jalan Gerbang Pemuda dan Jalan Gatot Subroto. Tak sedikit yang menyeberangi jalan tol.

Terlihat beberapa orang tengah dirawat di salah satu tenda yang didirikan oleh Alumnus UI. Pasien-pasien itu rata-rata mengalami lemas dan bahkan sempat pingsan.

Puluhan menit kemudian, massa kembali ke arah Gedung DPR. Barisan massa tak lagi rapi dan mulai cukup sulit mengidentifikasi massa mahasiswa maupun massa warga dan STM.

Pukul 17.00 WIB, rombongan petugas datang ke kolong jalan layang, menembakan gas air mata. Massa dipukul mundur ke arah Senayan. Beberapa di antara mereka naik ke jalan layang.

Di saat itu pula, petugas yang menembaki gas air mata, dilempari benda-benda dari atas. Tembakan gas air mata pun dibalaskan ke arah jalan layang.

Baca juga: 80 Pelajar Diamankan Saat Aksi Demo di DPR/MPR dan Patung Kuda

Puluhan menit kemudian, massa aksi kembali dipukul mundur dari Gedung DPR, termasuk mobil komando. Mereka pulang dengan tertib diiringi hujan yang turun deras.

Kendati demikian, ada saja beberapa anak muda tanpa jas mahasiswa yang nekat menyeberang meloncati pembatas jalan di jalan tol, bahkan perempuan memakai rok.

Menjelang maghrib, Jalan Gatot Subroto mulai dibuka untuk pengendara. Sebelumnya, pengguna jalan yang ingin melintas harus berputar di Senayan dan melewati Jalan Tentara Pelajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com