"JPO dan JPS (jembatan penyebrangan sepeda) ini kemudian menjadi satu tempat untuk mengekspresikan rasa hormat kita, penghargaan kita kepada para tenaga medis yang telah menjadi pertahanan terakhir kita untuk menyelamatkan sesama. Sebagian dari mereka telah berpulang, dan nama-nama mereka dipatri permanen di tempat ini sebagai bentuk penghargaan," kata Anies saat meresmikan JPO tersebut, 10 Maret 2022.
Baca juga: Epidemiolog: Kalau Setelah Mudik Tak Ada Lonjakan Kasus Covid-19, Tandanya Kita Lulus Ujian
Kapal pinisi dan Jakarta adalah dua hal yang bertalian. Dulu, sebelum disebut sebagai Jakarta bahkan Batavia, kawasan rawa yang kini menjadi Ibu Kota pernah bernama Sunda Kelapa.
Pelabuhan terbesar yang menjadi tulang punggung ekonomi tanah Sunda ini terekam sejarah saat Pelabuhan Sunda Kelapa ramai oleh aktivitas perdagangan.
Kompas.com mencatat, perahu pinisi adalah kapal yang mengangkut barang seperti bahan bangunan, perkakas rumah tangga, dan kebutuhan pokok, serta menjadi transportasi andalan untuk menggerakkan roda ekonomi Pelabuhan Sunda Kelapa sejak abad 15 masehi.
Kapal pinisi pertama kali dibuat oleh Suku Bugis dan Suku Makassar di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Kedua suku itu dikenal sebagai pelaut yang tangguh dan mulai membuat kapal pinisi sejak abad ke-14.
Dalam naskah tersebut diceritakan bahwa kapal pinisi pertama kali dibuat oleh Putra Mahkota Kerajaan Luwu, Saweridaging.
Sang Putra Mahkota disebut membuat kapal pinisi untuk berlayar ke negeri China untuk keperluan mencari seorang permaisuri.
Namun, ketika hendak pulang memboyong putri rupawan asal China, kapal Putra Mahkota terbelah menjadi tiga dan terdampar di Desa Ara, Tanah Lemo, dan Bira.
Baca juga: Vaksin Booster di Jabodetabek 18 April 2022
Warga desa yang menemukan kapal tersebut terbelah mencoba merakit kembali dan diberi nama kapal pinisi.
Kapal pinisi juga ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO pada 2017 lalu.
Kapal tersebut ditetapkan sebagai warisan budaya karena sejarah, tradisi, dan makna yang terkandung dalam pembuatan kapal itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.