Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Amanda Tan Bergabung Jadi Relawan LaporCovid-19, Ikut Terguncang Ketika Gagal Bantu Warga...

Kompas.com - 23/04/2022, 08:58 WIB
Sania Mashabi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ingin membuat penanganan Covid-19 di Indonesia menjadi lebih baik menjadi alasan utama Amanda Tan bergabung dalam platform LaporCovid-19.

Bermodalkan jiwa sosial yang ia punya sejak mengenyam bangku perguruan tinggi, ia pun ingin ikut andil membantu memperbaiki penanganan Covid-19 di Tanah Air.

"Saya bingung banget menghadapi Covid-19 ini bagaimana. Jadi ada yang bilang terkendali ada yang bilang enggak terkendali narasi itu kan sangat polarisasi," kata Amanda kepada Kompas.com, Jumat (22/4/2022).

"Pemerintah pusat mengatakan terkendali, pemerintah daerah DKI bilang enggak terkendali," ujar dia.

Baca juga: Cerita Amanda Tergerak Jadi Relawan Covid-19 hingga Cari Pertolongan Ahli untuk Pulihkan Psikis

Didasari rasa bingung melihat penanganan Covid-19 ini, Amanda melihat LaporCovid-19 menjadi platform penyedia informasi yang independen.

Hingga akhirnya ia ingin belajar mencatat informasi yang independen dari LaporCovid-19, berdasarkan laporan warga.

"Jadi saya bingung mencari informasi itu ke mana? saat itu LaporCovid menyediakan informasi yang independen dan kemudian saya penasaran bagaimana cara mencatat informasi independen," ungkapnya.

Ia pun akhirnya bergabung sebagai anggota tim advokasi laporan warga, ia banyak menangani laporan warga yang bermasalah dalam mengakses fasilitas kesehatan selama pandemi Covid-19.

Mulai dari masalah kesulitan untuk mendapatkan kamar rumah sakit, vaksinasi, penerapan protokol kesehatan hingga penerimaan bantuan sosial (Bansos).

Baca juga: Ghina Ghaliya, Kartini Masa Kini yang Perjuangkan Pendidikan untuk Semua dengan Berbagi Ponsel Pintar

"Kebanyakan (laporan warga) dari Jabodetabek. Tapi kami juga dapat dari Aceh, Papua, tapi paling banyak itu Jabodetabek," kata Amanda.

"Karena kami sudah bekerja sama dengan Jawa Barat, DKI dan Jawa Timur. Tapi paling banyak Jakarta dan juga Jawa Barat," lanjut dia.

Menjadi tim advokasi laporan warga, bagi Amanda, bukan perkara mudah karena ia harus mengusahakan laporan tersebut terakomodir.

Suka dan duka tim advokasi

Di sisi lain, saat pandemi Covid-19 gelombang delta sangat sulit untuk memenuhi semua kebutuhan warga yang melapor terutama terkait kamar rumah sakit.


Tak jarang Amanda merasa sedih jika ia tidak berhasil membantu warga yang membutuhkan bantuannya sebagai relawan di LaporCovid-19.

Salah satunya ketika ia harus menolong anak yang ayahnya sedang dirawat di instalasi gawat darurat (IGD) karena terkena Covid-19.

Baca juga: Kompas.com dan Hotel Sultan Gelar Peringatan Hari Kartini 2022, Hadirkan 5 Kartini Masa Kini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com