Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Rugi Ratusan Juta akibat Kebakaran Pasar Ciputat

Kompas.com - 12/05/2022, 23:22 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Salah seorang pengungsi bernama Meta (36) mengaku mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah akibat kebakaran yang melanda Pasar Ciputat, Rabu (11/5/2022).

"Saya warga sini, profesi saya ibu rumah tangga, tapi bantu orang jualan. Juga ada (punya) kontrakan, terbakar juga ada lima lapak plus gudang," ujar Meta saat ditemui di mushala Pasar Ciputat yang jadi tempat pengungsian, Kamis (12/5/2022).

"Kerugian yang dialami banyak, sekitar seratusan juta karena banyak pedagang semuanya enggak ada sisa gilingannya hancur," jelasnya.

Baca juga: Dinas Sosial Beri Bantuan kepada Warga Terdampak Kebakaran Pasar Ciputat

Ia kemudian bercerita mengenai kejadian kebakaran kemarin, yang terjadi selepas ashar.

Meta pun mengaku sudah berusaha untuk mencoba memadamkan api sebelum pemadam kebakaran (damkar) tiba di lokasi.

Namun, api dengan cepat menyebar. Meta hanya bisa pasrah saat melihat rumahnya dilalap si jago merah sebelum damkar tiba.

"Posisi rumah saya belakangnya sudah terbakar, untungnya depannya bisa diselamatkan," ungkap Meta.

Saat ini, Meta terpaksa mengungsi di mushala Pasar Ciputat bersama suaminya. Selain itu, ia juga mengungsi bersama ketiga anaknya, dan satu orang adek ipar.

Ketiga anak Meta umurnya yaitu anak pertama 13 tahun, anak kedua 8 tahun, dan anak ketiga 2 tahun.

Baca juga: Cerita Korban Kebakaran Pasar Ciputat: Dari Kemarin Gemetaran, di Sini Enggak Punya Saudara...

Anaknya pun belum bisa masuk ke sekolah hari ini karena masih trauma dengan api, dan perlengkapan peralatan sekolah yang hangus.

"Kemarin saya sempat sesak (karena asap). Sempat menyelamatkan surat-surat berharga, seragam anak, selebihnya saya pasrah sama Allah, harta bisa dicari," ucap Meta.

Saat melihat api menyambar, Meta sangat panik dan syok. Yang ada dipikirannya hanya menyelamatkan anak-anaknya terlebih dahulu, baru lah kemudian menyelamatkan ijazah dan surat-surat berharga.

Sudah sekitar 6 tahun Meta berdomisili di Jalan Haji Usman, Cipayung, Ciputat, Tangsel. Ia pun hanya bisa mengungsi hingga bangunan rumahnya selesai direnovasi dan bisa kembali ditinggali.

"Harapan bantuan sudah ada. Di sini sampe kebangun rumah lagi (mengungsi) karena seng masih suka jatuh. Sampai selesai renovasi sekitar 2 atau 3 bulan. Tapi kan mempercepat juga," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com