Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat 5 Orang di Jakarta Meninggal Diduga akibat Hepatitis Akut Misterius...

Kompas.com - 19/05/2022, 10:27 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti namanya, hepatitis akut misterius hingga saat ini masih menjadi misteri di dunia medis.

Di Jakarta, meskipun data per 18 Mei 2022 terdapat lima orang meninggal dunia diduga akibat hepatitis akut misterius ini, belum ada yang terkonfirmasi mengidap penyakit tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktaviani mengatakan kesulitan melakukan konfirmasi kasus ini tidak hanya dialami Ibu Kota.

Baca juga: 5 Orang Diduga Meninggal akibat Hepatitis Akut Misterius di Jakarta

Dunia medis di seluruh dunia saat ini masih kebingungan soal penyebab pasti dari hepatitis akut yang mayoritas menyerang anak-anak itu.

"Di global belum (ada yang bisa memastikan penyebabnya), makanya belum ada definisi confirm," kata Dwi saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta usia rapat kerja bersama Komisi E, Rabu (18/5/2022).

Kasus hepatitis akut misterius ini tidak bisa dipatok seperti kasus Covid-19.

Kasus Covid-19 bisa cepat terkonfirmasi dengan tes PCR apakah pasien positif disebabkan oleh adanya SARS-Cov-2 dalam tubuhnya atau bisa negatif dari hasil pemeriksaan PCR.

Namun, hepatitis akut misterius berbeda. Untuk melakukan tracing, pasien yang dinyatakan suspek dilihat dari hasil pemeriksaan SGOT/SGPT di atas angka 100.

Baca juga: Perkembangan Kasus Hepatitis Akut Misterius di Jakarta: 1 Suspek, 20 Orang Masih 

Pemeriksaan SGOT/SGPT baru pemeriksaan awal karena, menurut Dwi, penyebab kenaikan SGOT/SGPT bisa diakibatkan penyakit bawaan atau penyebab lainnya.

Begitu juga dengan pemeriksaan hepatitis yang harus dijalankan.

Jika terkonfirmasi tertular antara hepatitis A sampai dengan E, pasien dipastikan tidak dalam kategori hepatitis akut misterius.

Namun, jika pasien tersebut sudah melakukan pemeriksaan medis dan hepatitis A-E, tetapi tidak ditemukan penyebab pastinya, pasien tersebut masuk kategori probabel hepatitis akut misterius.

Baca juga: Dinkes DKI: Hepatitis Akut Misterius Belum Mengarah akibat Long Covid

24 orang di Jakarta diduga terpapar

Dwi juga merilis data dugaan kasus hepatitis akut misterius di DKI Jakarta per 18 Mei 2022 pukul 08.00 WIB dengan total pemeriksaan 49 orang.

Setelah dilakukan pemeriksaan awal, 25 orang dinyatakan tidak masuk kriteria pemeriksaan lanjutan hepatitis akut misterius, sedangkan 24 orang lainnya dilanjutkan pemeriksaan.

Dari 24 orang yang dilanjutkan pemeriksaan, hasilnya sebagai berikut:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com