Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah di TPA Cipayung Depok Melebihi Kapasitas, Kini Capai 2,5 Juta Kubik

Kompas.com - 23/05/2022, 15:23 WIB
M Chaerul Halim,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Depok, telah melebihi kapasitas atau daya tampung.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPA Cipayung, Ardan Kurniawan mengatakan, idealnya daya tampung TPA yakni 1,3 juta kubik. Namun saat ini volume sampah sudah mencapai 2,5 juta kubik.

"Ketinggian rata-rata 23 meter," kata Ardan, kepada wartawan, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Pemkot Depok Bakal Tagih Pemprov Jabar Soal Pembuangan Sampah ke TPPAS Lulut-Nambo

Ardan menuturkan, volume sampah di TPA Cipayung sudah melampaui ambang batas yang ditentukan.

Menurut dia, persoalan ini dapat ditangani dengan pengalihan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut-Nambo, Kabupaten Bogor.

Namun, hingga kini TPPAS tersebut belum beroperasi. Oleh karena itu pihak UPTD TPA Cipayung melakukan langkah penataan.

"Mungkin untuk upayanya, karena Nambo belum bisa beroperasi, maka kita harus bisa mengoptimalkan pelayanan sampah di TPA Cipayung yaitu dengan melakukan penataan," kata Ardan.

Ardan menambahkan, saat ini sampah yang ditampung di TPA Cipayung mengalami penambahan hingga 100 ton setiap hari.

"Sampah Kota Depok yang masuk TPA Cipayung itu sudah sekitar 1.100 ton perhari, sebelumnya 1.000 ton," imbuhnya.

Baca juga: Buang Sampah di TPPAS Lulut-Nambo, Pemkot Depok Dapat Jatah 320 Ton Per Hari

Adapun pembuangan sampah ke TPA Cipayung, Kota Depok, beberapa hari terakhir terhambat lantaran gunungan sampah mengalami longsor hingga menutupi akses jalan truk pengangkut.

Ardan menuturkan, longsor tersebut disebabkan volume sampah sudah melebihi daya tampung ditambah intensitas hujan cukup tinggi.

“Seperti diketahui, kapasitas sampah di TPA Cipayung sudah overload (berlebih). Dua minggu terakhir ini intensitas hujan tinggi dan menyebabkan sampah yang berada di atas mengalami penurunan (longsor) serta menutupi akses masuk ke TPA,” kata Ardan dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Depok, Sabtu (23/4/2022).

Ardan menuturkan, proses pengerukan longsoran sampah yang menutup jalan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

“Semakin basah sampah, maka akan semakin bergeser. Sampah yang basah, rawan bergerak. Terhitung sejak tanggal 21, truk yang masuk ke TPA ada sebanyak 145 kendaraan, 15 truk lainnya tidak bisa buang ke TPA karena masuk waktu maghrib. Ini sudah overtime,” tuturnya.

Baca juga: Proyek TPPAS Lulut Nambo Dilanjutkan, Jabar Sedot Investasi 133,3 Juta Dollar AS

Sebelumnya, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, pembuangan sampah ke TPPAS Lulut-Nambo belum dapat terealisasi. Namun, pihaknya melalui Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono, bakal menagih janji tersebut ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com