Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

39 Jam Kerusuhan Berdarah di Mako Brimob dan Rangkaian Aksi Teror yang Terjadi Setelahnya (2)

Kompas.com - 24/05/2022, 05:42 WIB
Ihsanuddin

Editor

 

Tulisan ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul "Saat Napi Teroris Menguasai Rutan Mako Brimob, Rebut Senjata dan Tewaskan 5 Polisi (1)." Silahkan baca berita pertama sebelum melanjutkan. 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerusuhan di Mako Brimob yang terjadi 8 Mei 2018 silam diyakini bukan sekedar dipicu emosi salah satu narapidana yang mengeluh soal kiriman makanan.

Lebih dari itu, polisi meyakini kericuhan selama 39 jam yang berujung pada tewasnya 5 anggota datasemen khsusu (Densus) 88 itu sudah direncanakan sebagai bagian dari aksi teror. 

Dalangnya adalah kelompok teroris, Jamaah Ansharut Daulah (JAD), salah satu organisasi penopang ISIS yang beraktivitas di Tanah Air.

Kelompok itu diduga sengaja membuat kerusuhan untuk memicu kelompok atau individu lainnya melakukan aksi teror serupa. 

Berikut tiga rangkaian aksi teror pasca kerusuhan Mako Brimob:

1. Penusukan Bripka Marhum

Penusukan terhadap anggota Intel Brimob Kelapa Dua, Bripka Marhum Frenje, terjadi hanya hitungan jam pasca polisi berhasil meredam kerusuhan di Mako Brimob. 

Polisi tercatat berhasil kembali menguasai Mako Brimob dan mengamankan para napi teroris pada Kamis, 10 Mei, pukul 07.35 WIB. 

Pada sore hari, 145 napi teroris sudah dipindahkan ke Lapas Nusakambangan.

Sterilisasi jalan yang sebelumnya dilakukan di Jalan Akses UI, depan Mako Brimob juga dibuka kembali.

Namun, rupanya ancaman masih mengintai aparat kepolisian sehingga peristiwa penusukan terhadap Bripka Marhum Frenje terjadi di malam harinya.

Sekitar pukul 23.30 WIB, awalnya Bripka Marhum sedang melakukan pengamatan di sekitar Mako Brimob. Ia lalu melihat orang tak dikenal dengan gelagat yang mencurigakan.

Pada saat itu, Marhum pun meminta bantuan rekannya Briptu Rahmat Muin dan Briptu Gustri Uce untuk meminta keterangan terhadap orang tak dikenal tersebut.

Baca juga: Sehari Sebelum Tewas, Bripka Marhum Kabarkan Kondisi Mako Brimob kepada Keluarganya di Alor

Pria yang belakangan diketahui bernama Tendi Sumarno itu lalu dibawa ke salah satu ruangan kantor Korps Brimob Polri untuk dimintai keterangan.

Pada saat diamankan, sempat dilakukan penggeledahan terhadap Tendi di badan dan tas yang ia bawa. Namun, aparat tidak menemukan barang mencurigakan.

Namun setibanya di kantor, pada saat akan masuk ke suatu ruangan, Tendi secara mendadak mengeluarkan sebuah pisau yang disimpan di bawah alat kemaluannya untuk menikam Bripka Marhum pada bagian perut.

Setelah itu, Tendi berbalik mengejar Briptu Gustri dengan pisau. Namun, Briptu Gustri berhasil menghindar dan menembak Tendi hingga tewas.

Bripka Marhum sempat dibawa ke RS Bhayangkara Brimob. Akan tetapi, nyawanya tak bisa diselamatkan.

Sementara itu, Tendi kemudian diketahui adalah seorang mahasiswa. Ia melakukan aksi terornya seorang diri alias Lone Wolf.  

2. Bom Surabaya

 Berselang tiga hari pasca kerusuhan di Mako Brimob, tepatnya pada 13 Mei 2018, aksi teror kembali terjadi. Kali ini teror bom menyasar tiga gereja besar di Surabaya. 

Serangan terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno.

Ledakan pertama terjadi di Gereja Maria Tak Tercela, dan dua ledakan lain berjeda masing-masing 5 menit setelah ledakan pertama.

Peristiwa ledakan bom bunuh diri tersebut mengakibatkan 14 orang tewas dan 43 lainnya mengalami luka-luka.

Belakangan diketahui pelaku bom bunuh diri ini berasal dari satu keluarga, terdiri atas enam orang, yaitu ayah, ibu, dan keempat anaknya yang masih di bawah umur. 

 Baca juga: Elegi Anak-anak di Ledakan Bom Surabaya

Dita Apriyanto (48), pelaku bom bunuh diri, menjadi pelaku tunggal dengan memakai mobil di GPPS.

Ia sebelumnya mengantar istrinya, Puji Kuswati (43) bersama dua putrinya, FS (12) dan PR (9), menjadi pelaku bom yang diikatkan pada pinggang di GKI.

Sementara dua pelaku bom Gereja Santa Maria Tak Bercela adalah YF (17) dan adiknya, FH (15), dengan memakai sepeda motor.

Peristiwa ini pun diyakini masih punya koneksi dengan kerusuhan di Mako Brimob yang didalangi JAD. Sebab, Dita adalah pemimpin kelompok JAD di Surabaya.

Sebagai Kepala Keluarga, Dita diyakini sebagai sosok yang mempengaruhi istri dan anak-anaknya yang masih belia untuk melakukan aksi bom bunuh diri. 

3. Penyerangan Mapolda Riau

Tiga hari berselang setelah teror bom 3 gereja di Surabaya, aksi teror kembali terjadi kali ini di Markas Polda Riau.

Penyerangan itu tepatnya terjadi pada 16 Mei 2018, pukul 09.05 WIB.

Saat itu suasana halaman Polda Riau sedang cukup ramai karena ada konferensi pers terkait pengungkapan kasus sabu. 

Tiba-tiba saja sebuah mobil Avanza dengan plat nomor BM 1192 SQ  mencoba menerobos ke Mapolda Riau.

Mobil itu sempat dihalangi oleh anggota Polda Riau. Lalu empat terduga teroris kemudian keluar dari mobil tersebut dan menyerang dengan senjata tajam berupa samurai, menyebabkan dua aparat terluka.

Personel Polda Riau menembak para penyerang itu hingga tewas.

Baca juga: Ini Identitas Terduga Teroris yang Serang Mapolda Riau

Satu orang terduga teroris lainnya sempat melarikan diri menggunakan mobil dan kemudian menabrak anggota Polda Riau yang coba menghalangi, menyebabkan aparat tersebut tewas.

Mobil juga menabrak seorang wartawan TV sehingga menyebabkan luka-luka.

Terduga teroris itu meninggalkan mobil dan sempat masuk ke rumah dinas Wakapolda Riau. Kemudian dalam kondisi terdesak sempat lari ke balkon rumah warga.

Polisi pun akhirnya berhasil mengepung dan menangkap pelaku.

Saling Berkaitan

Kapolri saat itu, Jenderal Tito Karnavian meyakini kerusuhan di Mako Brimob, aksi bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya, dan aksi penyerangan Mapolda Riau, memiliki keterkaitan.

Aksi itu tidak lepas dari peran organisasi JAD yang terkoneksi dengan kelompok ISIS.

"Dari hasil operasi kita, kita meyakini ada dugaan yang sangat kuat sekali aksi di Surabaya terkoneksi dengan penyerangan di Polda Riau juga insiden di Mako Brimob, dilakukan oleh JAD yang memiliki afiliasi ISIS di Suriah," kata Tito dalam jumpa pers di Kompleks Kepresidenan, Jakarta, 22 Mei 2018. 

Setelah kejadian bom di Surabaya, kata Tito, Polri didukung TNI langsung melakukan penindakan.

Hasilnya, dalam waktu 8 hari yakni dari 13-21 Mei 2018, 74 orang ditangkap. Sebanyak 14 orang di antaranya meninggal dunia karena melawan saat ditangkap.

"Di Jatim 31 orang, Jabar 8 orang, Banten 16 orang, Sumatera bagian selatan 8 orang, Riau 9 orang, Sumut 6 orang," kata Tito.

Baca juga: Densus 88 Tangkap 24 Terduga Teroris Kelompok MIT dan ISIS di 3 Lokasi Berbeda

Dalam operasi selama 8 hari itu juga, Polri mengamankan barang bukti baik berupa bom siap pakai maupun materi bahan peledak lainnya.

Salah satu tokoh JAD yang cukup berpengaruh dan berhasil ditangkap polisi adalah Abu Umar alias Syamsul Arifin (35).

Menurut Tito, ajaran Abu Umar cukup berpengaruh bagi sosok Dita Oepriyanto, pelaku pengeboman tiga gereja di Surabaya yang turut mengajak istri dan ketiga anaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com