Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uniknya Bakso Jedot di Tanah Abang, Tiap Hari Ada Saja Pembeli yang "Kejedot"

Kompas.com - 06/06/2022, 15:00 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakso Jedot di Pasar Tanah Abang kerap memakan korban.

Dalam sehari, ada saja keluhan orang yang kepalanya kejedot saat menyantap bakso di lapak itu.

"Ya dalam sehari ada saja yang kena jedot. Ada 3 sampai 4 orang tiap hari. Kebanyakan emak-emak. Ada yang sampai benjol," kata, pemilik warung bakso Jedot, Tamin (42), dilansir dari TribunJakarta.com, Kamis (1/6/2022).

Tamin membuka lapak baksonya di luar Pasar Tanah Abang, tepatnya di bawah tangga dekat Pintu Timur Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Pembeli yang datang kerap kali harus menunduk sambil mencari tempat duduk di kolong tangga.

Baca juga: Sales Ditangkap Warga karena Kepergok Curi Motor di Pasar Manggis Setiabudi

Tempat duduk yang ada terbilang sederhana saja. Hanya dua buah bangku kayu panjang tanpa meja.

Pembeli tinggal duduk menunggu pelayan mengantarkan semangkuk bakso.

Sebenarnya, warung ini menyediakan bangku-bangku lain di luar kolong. Beruntung bagi yang kedapatan bangku di luar kolong itu.

Jika terpaksa duduk di bawah kolong, maka pembeli harus ekstra hati-hati memerhatikan kepalanya.

Sebab, kadang-kadang pembeli sering lupa memerhatikan rendahnya kolong tangga.

"Banyak yang tidak sengaja kejedot," kata Tamin.

Baca juga: Kasus Pengemudi Motor Jatuh ke Sungai Kalimalang Usai Ditabrak Fortuner Ternyata Rekayasa, Polisi Buru Dalangnya

Bukan saja pembeli, kepala Tamin pun kadang masih suka terbentur. 

Berjualan belasan tahun bakso disana ternyata tak membuat Tamin hafal lapak dagangannya yang rendah.

Tahu-tahu, kepalanya sudah sakit saat terbentur. 

"Kadang-kadang saya aja lupa kejedot juga jadinya," tambahnya.

Laku keras

Semangkuk bakso Jedot di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (1/6/2022).
Semangkuk bakso Jedot di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (1/6/2022).

Tamin berjualan bakso Jedot ini sudah hampir 15 tahun. Ia meneruskan usaha dagang bakso orangtuanya di sana.

Sampai sekarang, pembeli tak pernah sepi. Sebab, makanan berkuah ini sangat cocok di lidah pembeli sehabis lelah belanja di dalam pasar.

"Pembeli kebanyakan emak-emak. Ya ada uang sisa lah buat mampir ke sini habis belanja," tambah pria asal Karawang itu.

Baca juga: Ganjil Genap Diperluas, Warga: Jalanan Jakarta jadi Lebih Lega

Kendati warung makannya agak 'ribet' tetapi justru itu membawa berkah bagi Tamin dan sejumlah pekerjanya.

Letak warung bakso ini strategis tepat di bawah tangga, tempat pengunjung Pasar Tanah Abang hilir mudik.

Sehabis keluar menenteng belanjaan, mereka duduk memesan bakso.

Tak ayal, dalam sehari, bakso yang dihargai Rp 15.000 per porsi itu bisa laku 200 - 300 porsi.

"Kalau sehari saya gunakan hampir 15 kg daging sapi. Kalau tanggal merah ditambah 2 sampai 3 kg lagi," ujarnya.

Sejak buka jam 09.00 WIB, warung bakso ini sudah didatangi pembeli.

Warung bakso Jedot biasanya tutup mengikuti jam tutup pasar sekitar jam 17.00 WIB.

Asal Muasal Nama Bakso Jedot

Coretan awas kejedot di warung bakso Jedot di bawah tangga Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (1/6/2022). (Satrio Sarwo Trengginas/TribunJakarta.com)
Coretan awas kejedot di warung bakso Jedot di bawah tangga Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (1/6/2022). (Satrio Sarwo Trengginas/TribunJakarta.com)

Nama jedot sebenarnya tercetus bukan dari penjualnya.

Nama itu berasal dari usul salah satu pembeli yang pernah merasakan tak enaknya kejedot tangga.

"Lagi ada orang makan, 'bang namain aja ini bakso jedot'. Yang ngusulin itu pembeli karena dia sering kejedot," ceritanya.

Akhirnya, Tamin menamakan warung baksonya dengan nama Jedot.

Sebelumnya, warung bakso itu tak bernama.

Meski para pekerja mencoret-coret tembok dengan tulisan 'Bakso Jedot' dan 'Hati-hati kepala kejedot', tetap saja warung bakso ini sering memakan korban.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Bakso Jedot di Pasar Tanah Abang Bikin 3 Kepala Pembeli Benjol Sehari: Kebanyakan Emak-emak"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com