Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunakan Foto Wakapolres Jakbar, Dua Narapidana Tipu Sejumlah Pengusaha

Kompas.com - 16/06/2022, 18:37 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua narapidana melakukan penipuan terhadap sejumlah pelaku usaha dengan modus mengatasnamakan Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Metro Jakarta Barat, AKBP Bismo Teguh Prakoso.

Kedua pelaku, SE dan MR, disebut melakukan penipuan meski masih mendekam di lembaga pemasyarakatan (lapas) luar Jakarta. SE merupakan narapidana kasus penipuan, sedangkan MR narapidana kasus narkoba.

Kepala Satuan Reserse Krimininal Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Joko Dwi Harsono mengatakan, pelaku meminta sejumlah uang kepada sejumlah pengusaha menggunakan akun WhatsApp dengan foto Wakapolres Bismo.

Baca juga: Dari Balik Jeruji Besi, Narapidana Lakukan Penipuan atas Nama Wakapolres Jakarta Barat

"Salah satu tipuannya itu, pelaku menghubungi pengusaha tenda dan mengaku sudah mentransfer sejumlah uang, tapi dia mengaku nominal yang ditransfer kelebihan," kata Joko kepada wartawan, Kamis (16/6/2022).

"Nah, dia minta dikembalikan. Padahal, tidak ada transferan yang masuk ke pengusaha itu," tutur dia.

Joko mengatakan, pelaku mendapatkan nomor beberapa pelaku usaha dari internet.

Selain pengusaha tenda, lanjut Joko, pelaku juga sempat menghubungi pengusaha dekorasi bunga hingga toko kue.

"Pelaku mendapat kontak para pengusaha dengan cara mencari di internet. Jadi, mereka searching pakai google," kata Joko.

Baca juga: Jaksa Tetapkan 2 Tersangka Korupsi Pembangunan Puskesmas di Aru, Salah Satunya Narapidana

Kendati demikian, Joko memastikan belum ada pengusaha yang mentransfer uang kepada SE dan MR.

Joko menyebutkan, penipuan ini terbongkar ketika salah seorang korban mengonfirmasi kejadian ini kepada Bismo.

Atas kejadian ini, penyidik Polres Metro Jakarta Barat langsung menelusuri dan mendatangi lapas tempat kedua pelaku ditahan.

Sementara itu, Wakapolres Bismo mengimbau agar masyarakat berhati-hati ketika mendapat permintaan tidak wajar, khususnya berupa transfer uang dengan mengatasnamakan seseorang yang dikenal.

"Konfirmasi dulu dan jangan mudah percaya karena segala apa pun itu. Di era digital sekarang ini, siapa pun dapat dengan mudah mengambil data milik seseorang, kemudian disalahgunakan," ujar Bismo, dalam keterangannya, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com