Dalam konferensi tersebut, Alif berkesempatan menyaksikan acara Apple mengenai update teknologi terbaru mereka bersama dengan ribuan pengembang mancanegara.
Ia juga berkesempatan diskusi langsung dengan para pengembang dari Apple dalam perhelatan bertajuk “Meet The Team”.
“Misalnya saya tertarik mengembangkan teknologi augmented reality, maka saya cari dan ngobrol langsung dengan pengembang augmented reality Apple dan developer lain yang punya ketertarikan yang sama,” jelasnya.
Apple juga menyediakan ruang diskusi yang lebih mendalam, di mana Alif dan para undangan lain dapat diskusi empat mata dengan pengembang Apple dalam ide/topik yang hendak mereka geluti.
“Sebagai alumni Apple Developer Academy dan Apple Entrepreneur Camp, saya juga berpartisipasi dalam beberapa follow up meeting dengan tim Apple Developer Relations. Harapannya diskusi dengan mereka bisa turut mendorong lebih banyak investasi positif dari Apple untuk para talent digital di Indonesia,” ungkap Alif.
Baca juga: Monas Ramai Pengunjung, Pedagang: Alhamdulillah Sudah Ada Pelaris, Semoga Banyak Terjual Lagi
Alif berharap, keikutsertaannya sebagai satu-satunya wakil Indonesia yang diundang hadir ke Cupertino dapat membuka gerbang bagi rekan sejawat di Tanah Air di kemudian hari.
“Sebagai developer asal Indonesia, sebenarnya relatif sulit untuk bisa berdiskusi atau bekerja sama dengan tim pengembang Apple, karena saya rasa memang software engineer asal Indonesia belum terrepresentasikan dengan baik di level global. Untuk punya kesempatan seperti ini luar biasa penting sekali buat saya,” ungkap Alif.
Ia merasa, sudah bukan saatnya lagi para pengembang Indonesia berpikir bahwa mereka belum mencapai level yang sama dengan para pengembang mancanegara, wabilkhusus negara maju.
“Saya juga tahu bahwa banyak rekan-rekan di ADA tahun ini yang memenangkan lombanya WWDC, yaitu Swift Student Challenge. Ini lagi-lagi jadi bukti bahwa kualitas orang-orang Indonesia di bidang ini sama sekali tidak bisa dianggap remeh,” ucapnya.
Selepas WWDC, Alif menyebutkan bahwa PetaNetra masih terus dikembangkan oleh dirinya dan enam kawannya, dalam kapasitasnya sebagai proyek sampingan menilik kesibukan mereka.
Terlebih, PetaNetra telah beroleh dukungan dari program preinkubator Apple, Apple Catalyst, di Indonesia.
“Saat ini aplikasi kami sudah tersedia di AppStore dan sudah mendukung beberapa point of interest penting bagi teman-teman tunanetra, seperti lingkungan komunitas dan transportasi publik. Kami akan terus mengembangkan PetaNetra untuk mengupayakan solusi navigasi ruang publik yang aksesibel,” tuturnya.
“Kami juga terus berkomunikasi dengan Apple mengenai inovasi teknologi terbaru yang mungkin dapat dimanfaatkan dalam solusi kami,” ujar Alif.
Baca juga: Air Mancur Lapangan Banteng Kembali Menari, Simak Jadwal dan Rutenya
Alif dkk berharap agar semakin banyak pihak yang mau berkolaborasi dengan PetaNetra guna mewujudkan ruang publik yang lebih inklusif.
Ia tak buru-buru dalam ambisi ini, menyatakan bahwa PetaNetra merupakan proyek jangka panjang yang akan dikerjakan secara pelan tapi pasti.
“Teknologi augmented reality yang dimiliki Apple membuka banyak sekali peluang untuk mengembangkan solusi-solusi menarik yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya,” ucap Alif.
“Saya dan tim bisa jadi tidak hadir ketika buah dari benih yang kami tanam mulai muncul dan bermanfaat untuk banyak orang. Untuk saat ini, saya cukup bangga bisa turut berpartisipasi dalam perjalanan kami menuju ke sana,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.