Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Transportasi dan Ruang Publik di DKI Jakarta Dinilai Abaikan Prokes Covid-19

Kompas.com - 06/07/2022, 15:49 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelola transportasi umum dan ruang publik di DKI Jakarta dinilai cenderung mengabaikan protokol kesehatan Covid-19.

Hal itu dinyatakan anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Idris Ahmad, Rabu (6/7/2022), berkait lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta sehingga menjadi kota penyumbang kasus infeksi corona terbanyak di Indonesia pada 4 Juli 2022.

"Saya lihat banyak fasilitas transportasi publik dan ruang publik yang sudah mulai kendur menerapkan protokol kesehatan," papar Idris dalam keterangannya, Rabu (6/7/2022).

Baca juga: Jakarta Sempat Sumbang Kasus Covid-19 Terbanyak, Pemprov Didesak Segerakan Vaksinasi Booster

"Bahkan, para pengelola (transportasi umum dan ruang publik) sudah mulai abai (menerapkan protokol kesehatan)," imbuhnya.

Menurut Idris, pengelola stasiun, halte, mal, dan lainnya tetap harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.

Berdasar pengamatannya, pemindaian QR code PeduliLindungi sudah mulai jarang dilakukan, bahkan cenderung diabaikan di ruang publik.

Baca juga: UPDATE 5 Juli: Kasus Baru Covid-19 Capai 2.577, Jakarta Tertinggi dengan 1.276 Kasus

"Mestinya stasiun, halte, mal, pasar dan ruang publik tetap ketat menegakkan protokol kesehatab. Karena saya lihat di beberapa ruang publik, scan aplikasi PeduliLindungi sudah mulai jarang, bahkan diabaikan," urai Idris.

Karena itu, ia mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar menyegerakan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga alias booster.

Pemprov, katanya, harus menyegerakan vaksinasi booster karena Ibu Kota menjadi penyumbang kasus Covid-19 terbanyak pada 4 Juli 2022, yakni 737 kasus.

"Dan total kasus aktif di Jakarta sebanyak 8.673 orang yang masih dirawat atau isolasi," ucap dia.

Dengan demikian, selain menegakkan protokol kesehatan, Pemprov DKI Jakarta juga harus menyegerakan vaksin booster untuk warganya.

"Keduanya adalah satu kesatuan, di mana masyarakat perlu diimbau dan diingatkan hal tersebut. Tentunya perlu kerja-kerja dari Pemprov agar dua syarat ampuh itu dapat berjalan beriringan," tuturnya.

Idris menyatakan, berdasarkan data, vaksinasi booster belum mencapai 50 persen dari jumlah warga DKI Jakarta.

Vaksin booster di Ibu Kota, per 4 Juli 2022, baru mencapai 4.091.936 dari jumlah total warga Jakarta di atas 10 juta jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com