Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Sepasang Mahasiswa yang Hendak Kubur Bayi di TPU Tanah Kusir, Polisi: Bukan Kepergok Nguburin Sendiri

Kompas.com - 08/07/2022, 11:24 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas pemakaman di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir didatangi sepasang muda-mudi yang ingin menguburkan jenazah bayi mereka, pada Rabu (6/7/2022).

Kanit Reskrim Polsek Cengkareng AKP Ali Barokah mengatakan, pasangan itu bukan tepergok menguburkan bayi dengan tangan mereka sendiri. Melainkan, keduanya bertanya kepada petugas setempat.

"Orangtua bayi memang niat menguburkan (jenazah) bayi, tapi enggak menguburkan sendiri. Mereka bertanya ke petugas di sana (bahwa ingin menguburkan jenazah). Tapi saat ditanya surat kematian, mereka tidak bisa menunjukkan," kata Kanit Reskrim Polsek Cengkareng AKP Ali Barokah saat dihubungi, Jumat (8/7/2022).

Lantaran orangtua bayi tidak bisa menunjukan surat kematian jenazah bayi tersebut, petugas pun menaruh curiga. Petugas kemudian melaporkan kejadian ini ke kepolisian setempat.

Baca juga: Akal-akalan Sopir Truk Rekayasa Perampokan di Tol Cikupa: Buat Laporan Palsu untuk Gelapkan 25 Ton Gula

"Petugas curiga dan melaporkan ke Polsek Kebayoran Lama. Lalu kedua ditanya-tanya dan dicurigai bahwa kematian bayi tidak wajar. Lalu kasus dilimpahkan ke sini," imbuh Ali.

Kepada polisi, ibu bayi, sebut saja Bunga (23) mengaku melahirkan bayi tersebut di kediamannya di sebuah rumah susun di Jakarta Barat.

Bayi hasil buah cintanya bersama sang kekasih yang juga masih mahasiswa tersebut, lahir dengan normal tanpa bantuan profesional pada Selasa (5/7/2022) malam.

"Dari keterangan ibu bayi, bayi dilahirkan masih hidup. Polisi juga diperlihatkan video bayi yang masih ada tangisan," kata Ali.

Beberapa jam setelah melahirkan, lanjut Ali, Bunga pun berangkat menuju kediaman seorang tukang urut di kawasan Jakarta Utara, ditemani adik kandungnya.

Bunga mengaku berencana menitipkan bayinya untuk dirawat sementara waktu. Sebab, keesokannya, Bunga harus mengikuti ujian skripsi di kampusnya.

Baca juga: Video Viral Bocah Adang Truk demi Konten di Tangerang, Polisi Cari Pelaku

"Naik sepeda motor, dia berangkat ke tukang urut mau menitipkan bayi agar dirawat sementara oleh tukang urut selagi dia ke kampus," kata Ali.

Namun, setibanya di sana, tukang urut tersebut enggan merawat bayi itu. Sebab, saat tiba, bayi sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

"Setibanya di tukang urut, katanya bayi sudah meninggal, tukang urut tidak mau menerima," jelas Ali.

Kalut bayinya sudah meninggal dan terhimpit keadaan harus mengikuti ujian skripsi di pagi hari, Bunga pun berencana menguburkan bayinya sepulang dari kampus.

Jenazah bayi beserta ari-arinya, dibawa menggunakan tas kuliah berwarna hitam, ke kampus.

"Mungkin ibu ini drop atau kalut. Akhirnya terpaksa menaruh bayi di dalam tas lalu berangkat ke kampus kemudian ke TPU," duga Ali.

Setelahnya, Bunga pun membuat janji dengan kekasihnya untuk pergi ke TPU Tanah Kusir pada Rabu pukul 18.00 WIB. Alih-alih menguburkan bayinya, keduanya gagal dan justru dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

Baca juga: Seorang Perempuan Diduga Alami Pelecehan Seksual Saat Naik Angkot di Tebet, Polisi Selidiki

Ali mengatakan, kondisi Bunga disebut dalam keadaan sangat lemah. Setelah diamankan, Bunga pun dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk dirawat.

"Kondisi ibu bayi drop banget, kondisinya kemarin lemah sekali. Mungkin karena habis lahiran dan stres. Jadi sekarang dalam perawatan di RS Polri. Kalau bapaknya, kami amankan di komando untuk dimintai keterangan," pungkas dia.

Sejauh ini, kata Ali, polisi belum memasukan unsur pidana pada keduanya. Keduanya pun masih berstatus saksi, meski dalam pengamanan polisi.

"Terkait dia (bunga) melahirkan sendiri, lalu jenazah bayi dibawa ke kampus, memang ini seolah-olah ada pembiaran atau menelantarkan. Indikasi pidananya baru itu. Tapi dipertegas lagi, untuk tindakan secara sengaja membunuh bayi, belum ada," jelas Adi.

Ali menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan sementara, Bunga mengaku tidak berniat membuang bayi tersebut. Polisi pun masih mendalami kasus ini sembari menunggu hasil visum kematian bayi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com