Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Jasad Bersimbah Darah di Gang Sempit Tambora Terungkap, ternyata Dibunuh Sindikat Narkoba

Kompas.com - 08/07/2022, 17:18 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengungkap misteri jasad pria yang ditemukan bersimbah darah di gang sempit, di Jalan Krendang Utara Raya, Krendang, Tambora, Jakarta Barat, Selasa (5/7/2022) sore.

Berdasarkan penyelidikan Satuan Reskrim Polres Jakarta Batat, Tim Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, dan Polsek Tambora, diketahui bahwa korban SM (59) dianiaya oleh sekelompok sindikat narkoba.

Korban juga diduga sebagai bagian sindikat tersebut.

Baca juga: Mayat Pria Ditemukan Bersimbah Darah di Gang Sempit di Tambora

"Diketahui bahwa 9 orang pelaku dan korban, merupakan satu kelompok yang sama. Mereka ini adalah identik sindikat narkoba. Kegiatannya adalah jual beli narkoba," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Joko Dwi Harsono di Mapolres Jakarta Barat, Jumat (8/7/2022).

Joko menjelaskan, dalam kelompok tersebut terjadi perselisihan yang berujung pada penganiayaan korban oleh delapan anggota sindikat lainnya.

Para pelaku menganiaya korban dengan sejumlah senjata sajam.

"Korban meninggal di tempat kejadian perkara dengan luka tusuk benda tajam di bagian telinga yang menembus hingga otak," kata Joko.

Polisi telah menangkap empat pelaku dengan inisial DP, AA, AS, dan JL. Sedangkan lima pelaku lainnya masih dalam pengejaran dan telah masuk daftar pencarian orang.

Baca juga: Polisi Temukan Sajam di Dekat Mayat Pria yang Bersimbah Darah di Gang Sempit di Tambora

Atas perbuatannya, pelaku disangakan Pasal 340 KUHP dan atau Pasal 170 ayat 2 ke (3) KUHP, dan atau Pasal 2 UU Darurat tahun 1951 dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Sebelumnya, SM ditemukan warga di gang sempit dengan berpakaian lengkap dalam keadaan bersimbah darah di kepalanya.

Di sekitar lokasi kejadian, ditemukan sebuah senjata tajam berjenis badik yang diduga digunakan untuk melukai SM.

Salah satu warga di sekitar lokasi yang enggan disebutkan namanya, sebelumnya mengaku tidak melihat kejadian pada sore itu.

Meski tidak melihat korban, dia mengaku mendengar suara keributan. Kata dia, suara ribut-ribut sudah hal lumrah di sana.

Baca juga: Pria Bersimbah Darah Diduga Dibunuh di Tambora, Polisi: Minim Saksi karena di Gang Sempit

"Memang hampir tiap hari banyak anak anak nongkrong di sini, hampir sering ngomongnya kencang-kencang. Jadi kalau ribut atau gimana, saya enggak tahu, saya enggak paham bahasanya," kata dia kepada wartawan, Rabu.

Dia mengatakan loaksi tersebut biasa digunakan sekelompok orang yang kerap berkumpul, minum-minuman keras, hingga mengonsumsi narkoba.

"Biasanya ngerokok, kadang minum juga, kadang ada yang isap ganja," kata dia.

Di sisi lain, Khairul Anhar (54) Ketua RT 005 RW 002 sebelumnya mengatakan hal berbeda.

Menurut dia, di gang sempit tersebut sepi dari orang yang melintas, bahkan tidak digunakan sebagai lokasi kumpul-kumpul anak muda.

Baca juga: Pria Terkapar Berlumuran Darah di Gang Sempit Tambora, Polisi: Warga Dengar Suara Cekcok

"Enggak ada (kumpul-kumpul), sepi jalur ini. RT 003 RT 006, biasanya ngumpul di mushala," kata Anhar kepada wartawan, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com