Pondok Tjabe secara khusus direncanakan menerima dua skuadron pesawat tempur Hawker Hurricane milik Angkatan Udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force/RAF).
Namun, karena Jepang sudah menyerang Sumatera, rencana berubah cepat. Pondok Tjabe menerima 25 unit Hawker Hurricane RAF yang sebagian besar belum siap beroperasi.
RAF dan AU Australia (RAAF) juga mereorganisasi skuadron pesawat pengebom mereka setelah mundur dari Malaya dan Singapura.
Skuadron 36 dan Skuadron 100 RAF digabung dan ditempatkan di Pondok Tjabe dengan pesawat Vickers Vildebeest dan bomber torpedo Fairey Albacore.
Sementara RAAF mengoperasikan pesawat-pesawat Commonwealth Wirraway. Riwayat Lapangan Terbang Pondok Cabe terentang dari era kegelapan perang hingga kini, era urban yang membuat orang makin membutuhkan bandara untuk bepergian.
Adapun kerja sama yang dilakukan bersama PT Angkasa Pura II saat ini menjadi upaya dalam memaksimalkan potensi besar yang dimiliki Bandara Pondok Cabe.
Kolaborasi tersebut diharapkan menjadikan Bandara Pondok Cabe menjadi bandara yang memberikan seamless journey experience dan customer experience terbaik melalui penerapan teknologi.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lapangan Terbang Pondok Cabe, dari Gelap Perang hingga Sesak Urban".
(Penulis: Haryanti Puspa Sari, Dahono Fitrianto, Amanda Putri Nugrahanti, Iwan Santoso)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.